Sayangnya, semua hal baik harus berakhir. Pada abad ke-17, Ottoman mulai kehilangan bentengnya. Sampai saat itu, selalu ada wilayah baru untuk ditaklukkan dan tanah baru untuk dieksploitasi. Namun setelah kekaisaran gagal menaklukkan Wina untuk kedua kalinya pada tahun 1683, Ottoman mulai melemah.
Beragam masalah muncul. Seperti intrik politik di dalam kekaisaran, penguatan kekuasaan Eropa, persaingan ekonomi karena jalur perdagangan baru, dan permulaan Revolusi Industri. Semuanya menggoyahkan kekaisaran yang dulu tak ada tandingannya.
Pada abad ke-19, Kekaisaran Ottoman dicemooh sebagai “pesakitan Eropa”. Julukan itu diberikan karena wilayahnya yang menyusut, penurunan ekonomi, dan ketergantungan yang meningkat pada bagian Eropa lainnya.
Dibutuhkan perang dunia untuk mengakhiri Kekaisaran Ottoman untuk selamanya. Semakin melemah, Sultan Abdul Hamid II tergoda dengan gagasan monarki konstitusional.
Baca Juga: Hürrem Sultan, Budak Rusia yang Jadi Permaisuri di Kekaisaran Ottoman
Baca Juga: Misterius dan Terasing, Begini Kehidupan di Harem Kekaisaran Ottoman
Baca Juga: Saling Serang Antara Tentara Austria Buat Ottoman Menang Mudah
Baca Juga: Rantai Besar Konstantinopel, Penghalau Musuh Kekaisaran Romawi Timur
Pada tahun 1908, Turki Muda melancarkan pemberontakan besar-besaran dan memulihkan konstitusi. Turki Muda adalah gerakan reformasi politik pada awal abad ke-20 yang ingin menggantikan sistem monarki absolut dengan sistem monarki konstitusional.
Turki Muda kemudian menguasai Ottoman. Kelompok itu ingin memperkuatnya dengan menakut-nakuti tetangganya di Balkan. Perang Balkan akhirnya pecah dan mengakibatkan hilangnya 33 persen wilayah kekaisaran yang tersisa dan hingga 20 persen populasinya.
Blakemore menuturkan, “Saat Perang Dunia I meletus, Kekaisaran Ottoman mengadakan aliansi rahasia dengan Jerman.” Perang yang terjadi selanjutnya adalah bencana. Lebih dari dua pertiga militer Ottoman menjadi korban selama Perang Dunia I dan hingga 3 juta warga sipil tewas. Di antara mereka ada sekitar 1,5 juta orang Armenia yang tewas dalam pembantaian. Mereka pun terusir dari Ottoman.
Pada tahun 1922, kaum nasionalis Turki menghapus kekaisaran, mengakhiri apa yang pernah menjadi kekaisaran paling sukses dalam sejarah.