Marak Gangster, El Savador Jadi Negara Paling Berbahaya di Dunia

By Galih Pranata, Sabtu, 28 Januari 2023 | 12:00 WIB
Potret gangster 'La 18 dalam sel tahanan Quezaltepeque di El Savador yang meresahkan dan membuat negerinya menjadi yang paling berbahaya di dunia. (The Guardian)

Nationalgeographic.co.id—Krisis sosial karena gangster yang berkembang pesat, banyaknya bentrokan internal, dan main hakim sendiri, menjadikan El Salvador sebagai negara paling berdarah di dunia sejak tahun 2015.

Berdasarkan pada laporan surat kabar La Prensa Gráfica, El Salvador mengakhiri tahun 2015 dengan sedikitnya mencapai 6.640 kasus pembunuhan.

Statistik yang mengerikan itu mewakili peningkatan hampir 70 persen dari pembunuhan yang terjadi sepanjang tahun 2014. Hal itu membuat El Savador merengkuh tingkat pembunuhan 104,2 per 100.000 penduduknya.

"El Salvador merupakan 13,6 persen dari jumlah keseluruhan yang ada pada populasi Amerika Tengah, tetapi mewakili 35,3 persen dari pembunuhan di Amerika Tengah," tambah laporan itu.

Sebagaimana wabah pandemi, jumlah korban meninggal setiap tahunnya di El Savador tak kalah banyaknya dengan yang pernah melanda negeri itu, tatkala pagebluk COVID-19 merebak.

Beberapa pihak berwenang menyalahkan pembunuhan terbanyak terjadi karena adanya "persaingan kekerasan antar geng jalanan," tulis Arron Dugherty kepada InSight Crime.

Ia menulisnya dalam sebuah artikel berjudul "El Salvador is Most Violent Nation in Western Hemisphere" yang diterbitkan pada 4 Januari 2016.

Selepas artikel yang ditulis Dugherty (2016), angka kematian terus bertambah dari tahun ke tahun. El Savador benar-benar sulit dilepaskan dari statusnya sebagai negara paling berbahaya di dunia.

Tercatat dalam laporan Wisevoter (2023), di El Salvador pembunuhan terus meningkat sejak tahun 2017, dan pada tahun 2018, jumlah pembunuhan mencapai yang tertinggi dalam sejarah negara tersebut.

Ditemukan bahwa kelompok brutal, geng jalanan yang meresahkan secara terorganisir, beroperasi dengan bebas di sebagian besar wilayah El Salvador dan sering dikaitkan dengan pelanggaran hak asasi manusia.

Kelompok-kelompok ini sangat terlibat dalam berbagai kegiatan terlarang seperti perdagangan narkoba, pencucian uang, dan pemerasan.

Baca Juga: Kisah Ma Barker, Ibu dalam Pusaran Kriminalitas Anak-anaknya