Terapi Perjalanan: Bisakah Pariwisata Membantu Kesehatan Mental?

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 28 Januari 2023 | 10:00 WIB
Ilustrasi orang tua atau lansia saat liburan. Pariwisawa dapat membantu kesehatan mental. (Pixabay)

Nationalgeographic.co.id—Anda mungkin pernah mendengar tentang terapi musik dan terapi seni. Namun bagaimana dengan terapi perjalanan?

Sebuah studi dari Edith Cowan University (ECU) mengusulkan agar kita mengubah cara kita memandang pariwisata. Studi ini menyarankan agar kita melihat pariwisata tidak hanya sebagai pengalaman rekreasi, tetapi sebagai industri yang dapat memberikan manfaat kesehatan yang nyata.

Studi kolaborasi antara Centre for Precision Health dan School of Business and Law ECU ini menemukan bahwa banyak aspek dari pergi berlibur dapat berdampak positif bagi mereka yang memiliki masalah atau kondisi kesehatan mental.

Studi ini digarap oleh tim lintas dispilin ilmu, mulai dari ahli pariwisata, kesehatan masyarakat, dan pemasaran. Mereka menyelidiki bagaimana pariwisata dapat bermanfaat bagi mereka yang hidup dengan demensia.

“Para ahli medis dapat merekomendasikan perawatan demensia seperti terapi musik, olahraga, stimulasi kognitif, terapi kenang-kenangan, stimulasi sensorik dan adaptasi terhadap waktu makan dan lingkungan pasien,” kata peneliti utama studi ini, Jun Wen.

“Ini semua juga sering ditemui saat hari libur," tegas sang doktor seperti dikutip dari keterangan ECU.

"Penelitian ini termasuk yang pertama secara konseptual membahas bagaimana pengalaman wisata ini berpotensi bekerja sebagai intervensi demensia."

Wen mengatakan sifat pariwisata yang bervariasi berarti ada banyak peluang untuk memasukkan perawatan untuk kondisi seperti demensia. Misalnya, berada di lingkungan baru dan mendapatkan pengalaman baru dapat memberikan stimulasi kognitif dan sensorik.

"Olahraga telah dikaitkan dengan kesejahteraan mental dan perjalanan sering melibatkan peningkatan aktivitas fisik, seperti lebih banyak berjalan kaki," ujar Wen.

"Waktu makan seringkali berbeda pada hari libur: biasanya lebih banyak urusan sosial dengan banyak orang dan makanan gaya keluarga ditemukan secara positif memengaruhi perilaku makan pasien demensia."

"Dan kemudian ada hal-hal mendasar seperti udara segar dan sinar matahari yang meningkatkan kadar vitamin D dan serotonin," papar Wen.

"Segala sesuatu yang bersatu untuk mewakili pengalaman wisata holistik, memudahkan untuk melihat bagaimana pasien dengan demensia dapat memperoleh manfaat dari wisata sebagai intervensi."