Warna Warni Awan Pelangi yang Sangat Langka Menerangi Lingkaran Arktika

By Ricky Jenihansen, Kamis, 9 Februari 2023 | 10:00 WIB
Awan cerah berwarna-warni bersinar di langit malam di atas Gunung Jökultindur di Islandia pada 25 Januari. (Jónína Guðrún Óskarsdóttir)

Ada dua jenis PSC: Tipe I, yang terbuat dari campuran kristal es dan asam nitrat, yang menghasilkan warna kurang spektakuler dan mungkin terkait dengan pembentukan lubang ozon.

Kemudian tipe II, yang terdiri dari kristal es murni dan menghasilkan warna yang lebih hidup. Yang baru-baru ini terbentuk di atas Kutub Utara adalah Tipe II.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Kaitan Antara Es Arktika yang Mencair dan Asam Laut

Baca Juga: Dampak Perubahan Iklim: Es Arktika Mencair, Rute Pelayaran Berubah

Baca Juga: Melonjaknya Jumlah Sambaran Petir di Arktika Buat Ilmuwan Khawatir

Baca Juga: Tanda Bahaya, Pelangi Akan Lebih Sering Muncul akibat Perubahan Iklim

PSC tipe II sering disebut sebagai awan nacreous karena rona warna-warninya terkadang menyerupai nacre, juga dikenal sebagai induk mutiara, yang diproduksi di cangkang beberapa moluska. Namun, mereka jauh lebih jarang daripada awan Tipe I.

"Awan tipe II biasanya terjadi tidak lebih dari dua atau tiga kali setahun di Kutub Utara, biasanya selama bulan-bulan musim dingin," menurut laporan tersebut.

Namun Menurut NASA, para ahli percaya bahwa kedua jenis PSC dapat terjadi lebih sering di masa depan karena perubahan iklim menciptakan cuaca yang lebih ekstrem, yang dapat berdampak tidak langsung pada lapisan ozon jika lebih banyak awan Tipe I dapat terbentuk.

"Karena warnanya yang pekat, awan nacreous sering dikacaukan dengan cahaya utara, atau aurora borealis, di Kutub Utara," menurut NASA.

"Fenomena yang lebih umum ini terjadi ketika partikel berenergi tinggi yang dipancarkan oleh matahari bergerak menuruni garis medan magnet magnetosfer Bumi."