Baca Juga: Hak Ayah Menjual Anak dan Tiga Fakta Aneh Lainnya di Zaman Romawi
Tingkat tak punya anak yang serupa terjadi di seluruh Eropa Barat, Kanada, dan Australia. Tentu saja, ini berubah dengan ledakan bayi pasca-Perang Dunia II, ketika keluarga menjadi tempat berlindung dari kengerian Perang Dunia II dan ketakutan akan Perang Dingin.
Di Amerika Serikat, pemerintah federal mendukung pembentukan keluarga melalui GI Bill dan kredit pajak. Wanita yang lahir sekitar tahun 1935, yang tumbuh dewasa setelah perang, memiliki tingkat ketiadaan anak terendah dalam catatan: hanya 10 persen di Amerika Serikat.
Namun, tren ini bukan hanya anomali sejarah, melainkan juga berumur pendek. Pada tahun 1970-an, alat kontrasepsi yang lebih andal, diskusi terus terang tentang seksualitas, dan klaim terbuka perempuan untuk mengendalikan tubuh mereka sendiri menyebabkan kenaikan fenomena tak punya anak lagi.
Banyak wanita mengulangi argumen yang sama dengan pendahulu mereka yang tidak memiliki anak mengenai peluang ekonomi, kemandirian, dan lebih banyak pemenuhan diri.
Seorang YouTuber perempuan asal Indonesia adalah salah satu yang mengulangi argumen childfree untuk pemenuhan diri. Dia bahkan mengklaim bahwa childfree membuat wajah jadi lebih awet muda. Klaim ini segera ditepis dengan fakta bahwa banyak ibu juga awet muda meski telah punya anak.