Kisah para Kaisar Tiongkok yang Aneh dan Menarik dalam Sejarah

By Sysilia Tanhati, Jumat, 10 Februari 2023 | 19:27 WIB
Banyak kisah kaisar Tiongkok yang aneh dan menarik dicatat dalam sejarah. Beberapa di antaranya secara radikal mengubah sejarah kekaisaran. (National Palace Museum)

Diskriminasi ini mengecewakan banyak orang Tionghoa dan membuat pemerintahan Mongol tidak populer. Para penguasa Yuan secara luas dianggap tidak kompeten dan dekaden. Namun, di antara semua kaisar dari Mongol, tidak ada yang seburuk Toghon Temur. Ada apa dengan kaisar terakhir dari Dinasti Yuan itu?

Toghon Temur naik takhta ketika berusia 13 tahun. Alih-alih berniat menjadi pemimpin yang baik, ia lebih tertarik pada seks dan spiritualisme Buddha. Padahal, bencana ekonomi dan alam menimpa Tiongkok dalam beberapa dekade terakhir kekuasaan Mongol.

Sementara rakyatnya kelaparan dan sekarat karena wabah, Toghon Temur berpakaian seperti seorang pendeta Buddha. Ia mengorganisir pesta pora seks besar-besaran di Kota Terlarang.

Saat pemberontakan pecah di seluruh negeri, Toghon Temur dan menteri utamanya memiliki ide aneh. “Mereka membunuh siapa pun dengan nama keluarga Zhang, Wang, Liu, Li, dan Zhao,” ungkap Shaw. Ini adalah lima dari nama keluarga yang paling umum di antara orang Tionghoa.

Seandainya rencana itu dilaksanakan, maka lebih dari 90 persen populasi akan dimusnahkan. Pada tahun 1368, tentara pemberontak Tiongkok yang dipimpin oleh Zhu Yuanzhang merebut sebagian besar kekaisaran. Togon Temur melarikan diri dari istananya dan berlindung di Mongolia, di mana dia meninggal pada tahun 1370.

Kaisar Jianwen yang mati secara misterius

Pada tahun 1398, Jianwen menggantikan kakeknya, Hongwu, sebagai kaisar kedua Dinasti Ming. Ini adalah langkah kontroversial yang sangat membuat marah paman Jianwen. Pamannya Zhu Di, seorang veteran militer sukses, membantu menjauhkan bangsa Mongol dari Tiongkok. Sang paman kemudian menguasai bagian utara kekaisaran dan melancarkan pemberontakan untuk merebut sisanya.

Setelah melawan Jianwen selama tiga tahun, Zhu Di dan para pendukungnya menyerbu ibu kota kekaisaran Nanjing pada tahun 1402. Meskipun kota itu jatuh dengan mudah, Zhu Di memiliki sedikit masalah. Istana Jianwen dihancurkan selama invasi dan tidak ada yang dapat menemukan jasadnya.

Zhu Di mengeklaim bahwa keponakannya secara tidak sengaja meninggal dalam kebakaran istana. Namun sebagian besar percaya bahwa kaisar itu melarikan diri dan meninggalkan Tiongkok.

Empat hari setelah Jianwen diduga tewas dalam kebakaran itu, Zhu Di menyatakan dirinya sebagai kaisar Yongle. Yongle ingin pemerintahan pendahulunya benar-benar terhapus dari sejarah. Ia bahkan menulis ulang dirinya dalam catatan sejarah sebagai penerus Hongwu. Yongle meluncurkan pembersihan berdarah di sisi selatan negara itu, memusnahkan pendukung mantan pemerintah.

Terlepas dari kisah resmi kematian Jianwen, tampaknya Yongle mungkin percaya sebaliknya. Pada tahun 1405, Yongle memerintahkan kasim Zheng He untuk mencari informasi tentang Jianwen.

Namun, mantan kaisar itu tidak tampak batang hidungnya selama perjalanan Zheng He. Apakah dia benar-benar meninggal saat pemberontakan di Nanjing tetap menjadi misteri hingga kini.