Inilah Hinat, Nabataean yang Hidup 2.000 Tahun Lalu di Arab Saudi

By Ricky Jenihansen, Minggu, 19 Februari 2023 | 14:01 WIB
Inila Hinat, wanita Nabataean yang hidup 2.000 tahun lalu di tempat yang sekarang disebut Arab Saudi. (Royal Commission for AlUla)

Nationalgeographic.co.id—Untuk pertama kalinya, para peneliti menciptakan perkiraan wajah seorang wanita dari peradaban Nabataean. Wanita tersebut diperkirakan hidup sekitar 2.000 tahun yang lalu di tempat yang sekarang disebut Arab Saudi.

Para peneliti di Arab Saudi berhasil mengungkap perkiraan wajah wanita Nabataean tersebut dari jenazahnya. Mereka menemukan jenazah tersebut dimakamkan bersama 80 kerangka di dalam makam berusia 2.000 tahun di Hegra.

Di padang pasir Arabia barat laut, tak jauh dari lembah megah Al Ula, terletak kota kuno Hegra. Pernah menjadi pusat perdagangan penting bagi orang Nabataean.

Hegra telah menjadi fokus proyek terobosan yang menjembatani sains dan seni untuk membawa kita bertatap muka dengan seorang wanita Nabataean untuk pertama kalinya.

Hegra adalah sebuah situs Warisan Dunia UNESCO yang terletak di kota kuno AlUla. Perkiraan wajah Hinat saat ini juga dipajang di Hegra Welcome Center di AlUla.

Arkeolog menggali kerangka wanita itu pada tahun 2015 dan menamainya Hinat berdasarkan prasasti tentang almarhum yang diukir di fasad makam.

Analisis lebih lanjut terhadap kerangka mengungkapkan bahwa dia hidup sampai dia berusia sekitar 40 sampai 50 tahun.

Singkapan Jabal Ahmar di Hegra adalah rumah bagi sekitar 18 makam, termasuk makam tempat sisa-sisa (Royal Commission for AlUla)

Tingginya sekitar 5 kaki, 3 inci atau sekitar 1,6 meter dan "status sosial menengah" berdasarkan penguburannya, menurut National Geographic.

Untuk rekonstruksi wajah, tim ahli internasional memanfaatkan pengetahuan gabungan mereka tentang forensik dan paleopatologi (studi penyakit pada orang kuno).

Mereka menggunakan computerized tomography (CT scan) dan printer 3D untuk membuat perkiraan silikon dari seorang wanita dengan fitur kulit gelap, dengan rambutnya sebagian tertutup syal.

Proyek ini menandai pertama kalinya perkiraan wajah dibuat dari seorang wanita dari peradaban Nabataean (juga dieja Nabatean), orang Arab kuno yang menjadi terkenal sekitar abad keenam SM.