Nationalgeographic.co.id—Para ahli paleontologi telah merekonstruksi otak dua spesies spinosaurus untuk memahami evolusi mereka. Rekostruksi tersebut menggunakan data pemindaian tomografi terkomputasi menggunakan sinar-X.
Ahli paleontologi merekonstruksi endocast kerangka otak Baryonyx walkeri dan Ceratosuchops inferodios dari Cretaceous atau Zaman Kapur Awal Inggris.
Hasil analisis mereka tersebut telah dipublikasikan di Journal of Anatomy dengan judul "Modified skulls but conservative brains? The palaeoneurology and endocranial anatomy of baryonychine dinosaurs (Theropoda: Spinosauridae)."
Spinosaurus adalah anggota Spinosauridae, keluarga menyimpang dari dinosaurus theropoda besar yang mencakup Spinosaurus raksasa.
Dinosaurus ini dikenal dari Zaman Kapur Awal hingga Pertengahan di Afrika, Eropa, Amerika Selatan, dan Asia.
Spinosaurus adalah salah satu theropoda berbadan besar yang paling khas namun kurang dikenal.
Mereka dicirikan oleh moncong yang memanjang dan terkompresi secara lateral, rahang panjang seperti buaya dan gigi berbentuk kerucut, serta dalam subset spesies, layar tulang belakang saraf yang panjang.
Adaptasi ini membantu mereka menjalani gaya hidup akuatik yang membuat mereka dapat mengintai tepi sungai untuk mencari mangsa, di antaranya adalah ikan besar.
Cara hidup ini sangat berbeda dengan theropoda yang lebih dikenal, seperti Allosaurus dan Tyrannosaurus.
Dalam penelitian baru, Chris Barker dan rekan-rekannya dari University of Southampton bertujuan untuk lebih memahami evolusi otak dan indera spinosaurus.
Mereka memindai sisa-sisa fosil Baryonyx walkeri dan Ceratosuchops inferodios, dua spesies spinosaurus yang hidup di tempat yang sekarang disebut Inggris sekitar 125 juta tahun lalu (zaman Cretaceous).
Keduanya adalah spesies spinosaurus tertua yang bahan tempurung otaknya diketahui.