Eropa Dalang Kepunahan Populasi Katak, Indonesia Pemasok Terbesarnya

By Utomo Priyambodo, Selasa, 21 Februari 2023 | 11:00 WIB
Kumpulan spesies katak Limnonectes blythii dari pengepul skala besar di Sumatra Utara, Indonesia. Katak-katak ini akan diekspor ke Uni Eropa. (Mark Auliya)

Nationalgeographic.co.id—Sepanjang tahun 2010 hingga 2019, total impor kaki katak oleh Uni Eropa berjumlah 40,7 juta kilogram. Berat ini setara dengan jumlah sekitar 2 miliar katak.

Belgia adalah importir utama kaki katak tersebut. Adapun Prancis adalah konsumen utamanya.

Fakta-fakta ini informasi yang didapat bagian dari studi baru, yang telah diterbitkan di jurnal Nature Conservation pada 8 Februari 2023.

Studi ini yang menemukan "ketidakstabilan yang tidak dapat dijelaskan" dalam perdagangan kaki katak dan ketergantungan yang ekstrem Uni Eropa pada negara-negara lain untuk memenuhi permintaannya.

Penulis utama studi ini adalah Mark Auliya, peneliti dari Leibniz Institute for the Analysis of Biodiversity Change di Bonn, Jerman. Dalam makalah studinya, Auliya menguraikan berbagai ketidakpastian yang mendasari perdagangan katak ini.

"Perdagangan internasional kaki katak adalah kotak hitam, apakah itu kurangnya data perdagangan spesifik spesies, yang akan diperlukan untuk memastikan keberlanjutan, atau kesalahan pelabelan skala besar dalam perdagangan dan tantangan untuk mengidentifikasi spesies terkait dengan kaki katak yang diproses, dikuliti, dan dibekukan."

Katak memiliki peran sentral dalam ekosistem sebagai pemangsa serangga. Saat katak menghilang, penggunaan pestisida beracun meningkat.

Oleh karena itu, perdagangan kaki katak memiliki konsekuensi langsung tidak hanya bagi katak itu sendiri, tetapi juga bagi keanekaragaman hayati dan kesehatan ekosistem secara keseluruhan. Sejauh mana residu pestisida di kaki katak yang diperdagangkan secara internasional masih belum jelas.

Pada 1970-an dan 1980-an, India dan Bangladesh adalah pemasok utama kaki katak ke Eropa. Namun ketika populasi katak liar mereka anjlok, kedua negara itu melarang ekspor. Sejak saat itu, Indonesia mengambil alih sebagai pemasok terbesar.

Di Indonesia, seperti sekarang juga di Turki dan Albania, spesies katak berkaki besar semakin berkurang di alam liar, satu demi satu. Hal ini menyebabkan efek domino yang fatal bagi konservasi spesies. Hal ini semakin mengancam populasi katak di negara-negara pemasok.

Kaki-kaki katak di pengepul katak skala besar di Sumatra Utara, Indonesia. Katak ini ditangkap lalu dipotong kakinya dan diolah untuk makanan yang diekspor ke Uni eropa. ( Mark Auliya)

“Uni Eropa sejauh ini merupakan importir kaki katak terbesar di dunia, dan spesies berkaki besar seperti katak rumput pemakan kepiting (Fejervarya cancrivora), katak Jawa raksasa (Limnonectes macrodon) dan katak Asia Timur (Hopobatracchus rugulosus) merupakan permintaan khusus di antara para pecinta kuliner di Eropa," kata Sandra Altherr.