Nationalgeographic.co.id—Studi uji coba terbesar di dunia menemukan bahwa empat hari kerja dalam seminggu dapat meningkatkan kebahagiaan karyawan sekaligus menjaga produktivitas. Penelitian tersebut dilakukan di Inggris oleh tim ilmuwan sosial dari University of Cambridge.
Di Inggris saat ini, enam puluh satu organisasi berkomitmen untuk pengurangan 20 persen jam kerja untuk semua staf, tanpa penurunan upah, untuk periode enam bulan mulai Juni 2022.
Sebagian besar perusahaan juga mempertahankan target produktivitas penuh waktu. Studi baru tersebut dilakukan untuk mengonfirmasi hal tersebut.
Hasil dari uji coba tersebut mengungkapkan tingkat stres dan penyakit yang berkurang secara signifikan dalam angkatan kerja, dengan 71 persen karyawan melaporkan sendiri tingkat “kejenuhan” yang lebih rendah.
Kemudian, sebanyak 39 persen dari mereka juga mengatakan bahwa mereka kurang stres dibandingkan sebelumnya. Sementara pendapatan perusahaan hampir tidak berubah selama masa uji coba, bahkan meningkat sedikit rata-rata sebesar 1,4 persen.
Dalam laporan temuan yang disampaikan kepada anggota parlemen Inggris, sekitar 92% perusahaan yang mengambil bagian dalam program percontohan Inggris mengatakan bahwa mereka berniat untuk melanjutkan kerja empat hari dalam seminggu.
Sementara 18 perusahaan mengonfirmasi perubahan tersebut sebagai permanen. Total ada 56 perusahaan dari 61 perusahaan yang menyampaikan laporan.
Uji coba ini diselenggarakan oleh 4 Day Week Global bersamaan dengan Kampanye 4 Hari Minggu Inggris.
Perusahaan dari seluruh Inggris mengambil bagian, dengan sekitar 2.900 karyawan berhenti bekerja sehari. Organisasi yang terlibat dalam uji coba berkisar dari ritel daring dan penyedia layanan keuangan hingga studio animasi dan toko ikan dan keripik lokal.
Industri lain yang diwakili termasuk konsultasi, perumahan, TI, perawatan kulit, rekrutmen, perhotelan, pemasaran, dan perawatan kesehatan.
Peneliti mensurvei karyawan selama uji coba untuk mengukur efek dari memiliki satu hari ekstra waktu luang. Tingkat kecemasan dan kelelahan yang dilaporkan sendiri menurun di seluruh angkatan kerja, sementara kesehatan mental dan fisik meningkat.