Romawi Beri Pajak Air Kencing, Lahirlah Toilet Umum Berbayar

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 1 Maret 2023 | 14:00 WIB
Vespasianus mengembalikan kas Kekaisaran dengan menerapkan berbagai pajak. Salah satunya adalah pajak untuk urine. Walau terkesan jijik, pajaknya berhasil memulihkan stabilitas Kekaisaran Romawi. (Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id—Demi mendapatkan sumber keuangan, negara perlu menarik pajak dari rakyatnya. Pajak berguna untuk kepentingan infrastruktur yang bisa menopang aktivitas pemerintahan dan rakyatnya. Tak terkecuali Romawi.

Ada hal yang menarik perpajakan Romawi: mereka menarik pajak dari urine. Mereka menyebutnya sebagai "uang tidak bau (pecunia non olet)" sebagai ungkapan sistem ini. Sistem pajak ini dilakukan oleh Kaisar Nero dan Vespasianus pada abad pertama Masehi.

Dilansir dari Ancient Origins, Romawi punya perspektif berbeda tentang urine. Cairan pembuangan dari tubuh manusia itu berguna untuk aktivitas masyarakat. Misalnya, sebagai bahan pembersih cuci pakaian dan menyikat gigi.

Bahkan, penatu kuno masa Romawi berkegiatan mengumpulkan urine dalam pot tanah liat raksasa. Pot itu ditaruh di tempat umum agar siapapun bisa kencing. Pot terbuka, membiarkan urin terpapar udara sehingga terfermentasi. Hasilnya bisa digunakan untuk mencuci pakaian.

Urine mengandung banyak mineral dan bahan kimia, beberapa di antaranya seperti amonia, fosfor, dan kalium. Larutan amonia difermentasi sehingga dapat digunakan untuk mencuci pakaian, bahkan menghilangkan karat pada besi. Amonia juga bisa dimanfaatkan untuk industri atau pedagang tekstil untuk memutihkan wol dan linen.

Mungkin Anda akan terkesan jijik dengan urine yang dijadikan alat pembersih pakaian. Akan tetapi, amonia memang ada di produk detergen dan pembersih rumahan hari ini.

Bangsa Romawi percaya bahwa urine bisa membuat gigi bersih dan mencegah pembusukan. Hal ini jugalah yang membuat urine dijadikan obat kumur. Sementara pasta gigi dibuat dengan campuran batu apung. Praktik ini masih dilakukan beberapa abad berikutnya setelah Romawi runtuh.

Karena penggunaannya masif di berbagai bidang industri, inilah yang membuat Kaisar Nero memberlakukan pajak untuk urine, disebut sebagai vectigal urinae. Pajak urine ini dilanjutkan oleh Vespasianus, pengganti Nero.

Toilet umum Romawi kuno di Dougga, Situs Warisan Dunia UNESCO di Tunisia. (University of Chicago)

Pajak vectigal urinae dibebankan pada pengumpul urine yang membuka tempat kencing umum. Selama ini masyarakat kelas bawah harus buang air di pot kecil. Pengumpul urine juga mengambil dari toilet umum masyarakat kelas atas.

Ketika hendak mengambil, bayar pajak terlebih dahulu, baru kemudian mengkumpulkan pada tangki septik dan didaur ulang sebagai bahan baku yang punya nilai. Tentunya, hal ini melibatkan proses kimiawi.

"Meskipun pajak itu akhirnya dihapus, itu diberlakukan kembali sekitar tahun 70 M dengan suksesi Kaisar Vespasianus," tulis Bryan Hill, sarjana sejarah budaya dari Suffolk University di Ancient Origins. "Keika Vespasianus menjadi Kaisar, Kekaisaran Romawi baru saja bangkit dari perang saudara yang hampir membuat dunia mereka runtuh total."

Dari berbagai konflik pada masa itu, kekaisaran tidak punya uang di perbendaharaannya. Vespasianus pun mulai memperbaiki dan memulihkan keuangan Kekaisaran dengan berbagai pajak, termasuk pajak urine dari urinal umum. 

Baca Juga: Penemuan Lingga Kayu di Benteng Romawi, Kemungkinan Adalah Mainan Seks

Baca Juga: Valeria Messalina, Kisah Ratu Romawi yang Sejarahnya Dihapus

Baca Juga: Kisah Tiberius Jadi Kaisar Romawi Kuno Hingga Skandal Terlarang

Baca Juga: Hannibal Barca yang Ditakuti dan Jadi Mimpi Buruk Bagi Romawi 

"Segera setelah pajak urine ini diberlakukan, orang Romawi mulai menyebut toilet lokalnya 'vespasianus'. Pajak urine dianggap sebagai kebijakan yang menjijikan oleh putra Vespasianus, dan calon kaisar, Titus," terang Hill.

Informasi tentang pajak urine ini ditulis oleh sejarawan Romawi Dio Cassius dan Suetonius. Mereka menulis, Titus mengeluh soal pajak yang diberlakukan ayahnya karena suka mengambil uang dari pengumpulan urine.

Titus menyebut "pecunia non olet"--uang tidak bau, sebagai sindiran. Frasa ini menjadi pepatah yang berarti uang tidak ternodai oleh asal-usulnya.

Bagaimanapun, pajak yang diberlakukan Vespasianus menguntungkan Kekaisaran Romawi. Salah satu pencapaiannya adalah membuat Koliseum Romawi yang dibangun selama 10 tahun pemerintahannya. Koliseum ini pun berkontribusi untuk arsitektur modern.

Selain itu, Hill menulis, yang paling berkontribusi dari Vespasianus adalah telah memperkenalkan sistem toilet berbayar umum pertama. Di mana toilet umum dimiliki secara pribadi oleh pihak pengumpul urine, yang kemudian hasilnya menjadi pajak untuk pemasukan negara.