Nationalgeographic.co.id—Phoenix berkisah tentang legenda kuno melukiskan gambar burung ajaib, bersinar dan berkilauan, yang hidup selama beberapa ratus tahun sebelum mati karena terbakar.
Ia kemudian terlahir kembali dari abu, untuk memulai hidup baru yang panjang. Begitu kuatnya simbolisme sehingga menjadi motif dan gambar yang masih digunakan secara umum hingga saat ini dalam budaya populer dan cerita rakyat.
Makhluk legendaris itu adalah burung yang besar seperti elang atau burung merak. Warnanya cemerlang dengan warna merah, ungu, dan kuning, karena diasosiasikan dengan terbitnya matahari dan api.
Terkadang nimbus akan mengelilinginya, meneranginya di langit. Matanya biru dan bersinar seperti safir. Itu membangun tumpukan kayu atau sarangnya sendiri, dan menyalakannya dengan satu kepakan sayapnya. Setelah kematian, ia bangkit dengan megah dari abu dan terbang menjauh.
Burung Phoenix Melambangkan Pembaruan dan Kebangkitan
Phoenix melambangkan pembaruan dan kebangkitan. Dia telah digunakan untuk mewakili matahari, waktu, kebangkitan, konsekrasi, kerajaan, metempsikosis, Firdaus, Kristus, Maria, keperawanan, dan manusia luar biasa.
Ada versi mitos yang kurang dikenal di mana burung phoenix mati dan terurai sebelum kelahiran kembali.
Orang Yunani menamainya Phoenix, tetapi diasosiasikan dengan Bennu Mesir, Thunderbird Penduduk Asli Amerika, Firebird Rusia, Fèng Huáng Tiongkok, dan Hō-ō Jepang.
Diyakini bahwa orang Yunani menyebut orang Kanaan sebagai orang Fenisia atau Fenisia, yang mungkin berasal dari kata Yunani 'Phoenix', yang berarti merah tua atau ungu. Memang, simbologi Phoenix juga terkait erat dengan Fenisia.
Phoenix Melalui Waktu
Mungkin dalam contoh legenda paling awal, orang Mesir menceritakan tentang Bennu, seekor burung bangau yang merupakan bagian dari mitos penciptaan mereka. Bennu tinggal di atas ben-ben batu atau obelisk dan disembah bersama Osiris dan Ra.