Kiprah 'Wanita Sang Penguasa Tiga Dunia' di Singgasana Majapahit

By Tri Wahyu Prasetyo, Rabu, 8 Maret 2023 | 18:00 WIB
Arca dewi Parvati, wujud raja perempuan pertama Majapahit bernama Tribhuwana Wijayatunggadewi. (wikimedia)

Gayatrī, berperan sebagai “guru” bagi Tribhuwanottuṅgadewī. Ia juga memberikan saran serta izin kepada Tribhuwanottuṅgadewī saat memberikan kebijakan-kebijakan dalam masa pemerintahannya.

Salah satu jasa besar Ratu Tribhuwanottuṅgadewī yang sangat berdampak pada perkembangan Majapahit, ialah kebijakannya dalam memperkokoh kedudukan mahapatih Majapahit.

“Ratu Tribhuwanottuṅgadewī merasa bahwa posisi mahapatih sangat penting bagi kerajaan,” terang Gilang, “Mahapatih menduduki kedudukan sebagai menteri utama yang bersama dengan raja untuk menjalankan perintah raja.”

Gajah mada adalah salah satu mahapatih masa pemerintahannya, hal tersebut tercatat dalam Prasasti Parapañcasarapura.

Menurut Gilang, diangkatnya Gajaḥ Mada sebagai mahapatih merupakan bentuk kebijaksanaan Tribhuwanottuṅgadewī dalam mengambil keputusan.

Salah satu jasa Gajaḥ Mada dalam pemerintahan Ratu Tribhuwanottuṅgadewī tercatat dalam Deśawarṇana pupuh 49:3 yang menjelaskan bahwa ia membantu menyerang musuh di Sadheng dan Kĕta pada tahun 1331 M.

Kemenangannya atas perang Sadheng dan Kĕta pada tahun 1331 M menyadarkan Tribhuwanottuṅgadewī bahwa kekuatan pasukan Majapahit telah kembali pulih.

Melihat pasukannya yang saat ini mulai cukup kuat, ia bersama pasukannya memulai ekspedisi ekspansi wilayah ke luar Jawa, atau diistilahkan cakrawala mandala. Sejatinya gagasan tersebut telah dimunculkan oleh Raja Kṛtanagara (1268-1292) dari Siṅhasari.

Baca Juga: Sebuah Perjalanan Wisata Sejarah untuk Membuktikan Keagungan Majapahit

Baca Juga: Selidik Zaman Klasik: Kehidupan Multikulturalisme di Majapahit

Baca Juga: Gayatri: Wanita di Balik Suksesnya Raden Wijaya Membangun Majapahit

Baca Juga: Kampung Manjopaiq: Mencari Jejak Sejarah Majapahit di Sulawesi Barat