Nationalgeographic.co.id—Semenjak kucing menjadi sahabat manusia dan didomestikasi, manusia terus mengembangbiakkan kucing berwajah imut dengan ciri wajah rata dan hidung pesek. Kita terus melakukannya secara selektif dari generasi ke generasi untuk mendapatkan kelucuan yang maksimal.
Hal itu membuat beberapa teman kucing kita memiliki wajah cemberut permanen. Akan tetapi, secara khusus, penelitian baru menunjukkan bahwa pembiakan selektif untuk "brachycephalic," atau tipe wajah rata, pada kucing Persia dan Himalaya telah berdampak negatif.
Pembiakan selektif tersebut telah menghambat kemampuan kucing ini untuk mengomunikasikan ketakutan, kecemasan, atau rasa sakit secara akurat. Intinya kucing berwajah imut tida dapat mengekspresikan emosi, dan itu semua salah manusia.
Rincian penelitian tersebut telah diterbitkan di jurnal Frontiers of Veterinary Science dengan judul "The Application of Geometric Morphometrics to Explore Potential Impacts of Anthropocentric Selection on Animals' Ability to Communicate via the Face: The Domestic Cat as a Case Study."
Kucing-kucing berwajah datar memiliki wajah yang menyeringai permanen yang menunjukkan rasa sakit, bahkan ketika mereka tidak kesakitan sama sekali.
"Hasil ini benar-benar membuka mata saya. Saya tidak terlalu berharap untuk menemukan bahwa wajah brachycephalic akan memiliki ekspresi seperti rasa sakit," kata penulis utama studi Lauren Finka, seorang peneliti postdoctoral di Nottingham Trent University di Inggris.
Seringai permanen itu bisa berarti pemilik kucing tidak akan tahu kapan teman kucing mereka benar-benar kesakitan, kata Finka kepada Live Science.
Berkat perkembangbiakan selektif manusia, wajah kucing telah mengubah sebagian besar fitur fisiknya.
Namun, terlepas dari pentingnya wajah untuk komunikasi nonverbal pada hewan, sedikit penelitian yang mempelajari bagaimana perkembangbiakan ini telah mengubah ekspresi wajah kucing.
Untuk menjawab pertanyaan itu, Finka dan rekan-rekannya menggunakan algoritma komputer untuk menganalisis data wajah dari lebih dari 2.000 foto kucing dan memberi skor masing-masing dari seringai netral hingga meringis penuh.
Mereka membandingkan ekspresi wajah netral dari berbagai ras kucing dengan ekspresi wajah meringis kucing berbulu pendek domestik yang pulih dari operasi rutin.