Lima Fakta Penting yang Kerap Terlewat tentang Kekaisaran Ottoman

By Ricky Jenihansen, Rabu, 15 Maret 2023 | 12:00 WIB
Matahari terbenam di atas Masjid Biru di Istanbul. (Anastasia)

Kesultanan menawarkan perlindungan bagi orang Yahudi Sephardic yang melarikan diri dari penganiayaan di Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal).

"Pada awal abad ke-16, Kekaisaran Ottoman memiliki salah satu komunitas Yahudi terbesar di dunia. Konstantinopel, kota yang tidak secara resmi berganti nama menjadi Istanbul hingga tahun 1930," katanya.

3. Apa pengaruh dan hubungannya dengan Eropa?Tembok kota Wina menandai puncak kekuatan Kekaisaran Ottoman dan awal dari kehancurannya yang lambat dan bertahap.

Kekaisaran menjadi subjek kekaguman di pengadilan Eropa. Kehidupan budayanya menarik perhatian para pemikir dan seniman Eropa Barat.

Organisasi militernya dan mungkin menarik perhatian para ahli teori dan politisi. Kekaisaran Ottoman menjadi salah satu subjek utama gerakan estetika dan ilmiah abad ke-18 dan ke-19 yang dikenal sebagai Orientalisme.

Yang terpenting, Kekaisaran Ottoman sebagian merupakan kekaisaran Eropa. Jangkauannya meluas ke daratan seperti Balkan dan Eropa tenggara yang sekarang menjadi milik Eropa.

Dan, meskipun kekuatannya berkurang pada abad ke-18 dan ke-19, populasi Kristen dan Muslim di Balkan dan Mediterania timur hidup berdampingan satu sama lain dalam masyarakat yang relatif toleran.

Kekaisaran Ottoman menerima dan melindungi pengungsi dari kejaran musuh. (RawPixel)

4. Apa hubungannya dengan dunia Arab?Kekaisaran Ottoman memperluas jangkauannya melintasi bagian-bagian yang sekarang dikenal sebagai dunia Arab dari Kairo hingga Aljazair.

Untuk waktu yang lama, cengkeraman Ottoman di Timur Tengah sangat minim. Perhatian utama adalah dengan perlindungan pos-pos perdagangan utama dan kota-kota suci Islam.

Memiliki hubungan perdagangan dan ekonomi yang saling menguntungkan membuat berbagai daerah hidup bahagia sebagai satu kesatuan, dan mempertahankan kesetiaan kepada kekaisaran Ottoman.

Namun, dengan pecahnya perang dunia pertama, hal ini mulai berubah. Kebangkitan nasionalisme Arab dan dinamika propaganda perang mengobarkan gerakan di seluruh dunia Arab yang secara aktif berusaha untuk memutuskan hubungan dengan negara Ottoman.