Peran Hafsa, Hurrem, dan Mihrimar dalam Kemakmuran Kekaisaran Ottoman

By Utomo Priyambodo, Kamis, 9 Maret 2023 | 11:00 WIB
Masa kemakmuran Kekaisaran Ottoman era Sultan Suleiman tidak lepas juga peran perempuan saat mereka naik ke pengaruh yang belum pernah terjadi sebelumnya. Harem juga ikut berpengaruh. (Franz Hermann, Hans Gemminger, Valentin Mueller)

Nationalgeographic.co.id—Sultan Suleiman yang dikenal di dunia Barat sebagai Suleiman yang Agung dan di Kekaisaran Ottoman sebagai Pemberi Hukum, adalah salah satu penguasa paling sukses dalam sejarah kekaisaran tersebut.

Selama pemerintahan Suleiman, Kesultanan Utsmaniyah berada di puncak kemakmuran ekonomi, militer, dan politiknya. Masa kemakmuran ini tidak lepas juga dari peran perempuan saat mereka naik ke pengaruh yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Perempuan memainkan peran penting dalam kehidupan Suleiman. Ibunya, Hafsa Sultan, adalah pengaruh terbesar di bagian pertama pemerintahannya. Adapun Hurrem memengaruhi urusan pribadi dan politik Suleiman.

Sudah menjadi tradisi bagi sultan untuk memelihara harem wanita agar memiliki banyak pasangan. Dengan cara ini, sultan akan tetap senetral mungkin dan tidak dipengaruhi oleh satu wanita pun.

Meskipun harem Suleiman terdiri atas 17 wanita, dan hanya dua di antaranya yang merupakan selir, satu wanita secara khusus berhasil memberikan pengaruh besar dalam hidupnya, yakni Hurrem. Suleiman bahkan melanggar tradisi dan menikahinya.

Dengan menikahi Hurrem, dia melanggar tradisi Ottoman. Pernikahan ini juga menganugerahkan status tinggi kepada Hurrem sehingga dia hampir setara dengan sultan.

"Oleh karena itu, tidak heran jika wanita di dalam istana kekaisaran Istanbul berhasil naik ke tampuk kekuasaan pada masa pemerintahan Suleiman," tulis Anisia Iacob di The Collector. Iacob adalah lulusan master sejarah dari Leiden University.

Hafsa

Di antara para wanita istana kekaisaran, ibunda sultan memegang kekuasaan dan pengaruh luar biasa dengan gelar Valide Sultan. Gelar ini dipegang oleh ibu dari seorang sultan yang berkuasa di Kesultanan Utsmaniyah, dan pertama kali digunakan oleh Hafsa Sultan, permaisuri Selim I dan ibu dari Suleiman.

Dalam kasus-kasus khusus, nenek dan ibu tiri dari sultan yang sedang berkuasa juga dapat menggunakan gelar ini.

Posisi ini sangat menonjolkan peran perempuan pada masa Kesultanan Wanita karena merupakan posisi terpenting kedua di Kesultanan Utsmaniyah, kedua setelah Sultan.

Valide memiliki pengaruh besar pada urusan kekaisaran, pengadilan, dan staf kekaisaran. Dia juga memiliki sumber daya ekonomi yang berlimpah yang memungkinkan dia untuk memulai proyek arsitektur yang besar.