Evolusi Kompas, Salah Satu Penemuan Terbesar dari Kekaisaran Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Kamis, 16 Maret 2023 | 17:00 WIB
Kompas merupakan satu dari empat penemuan besar Tiongkok kuno. Bentuk dan kegunaannya berevolusi dari waktu ke waktu. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Kompas merupakan salah satu dari empat penemuan besar dari era Tiongkok kuno. Awalnya digunakan untuk meramal, kegunaan kompas pun berevolusi seiring dengan berjalannya waktu. Disebut zhi nan zhen (jarum yang mengarah ke selatan), legenda mengisahkan bahwa kompas ditemukan oleh Kaisar Kuning Huangdi.

Kompas, satu dari empat penemuan besar Kekaisaran Tiongkok

Saat menambang bijih dan melebur tembaga dan besi, orang Tionghoa menemukan magnetit alami yang menarik besi dan mengarah ke utara. Ini terjadi di awal Periode Musim Semi dan Musim Gugur (770—476 Sebelum Masehi).

Pada Periode Negara-Negara Berperang, setelah perbaikan terus-menerus, kompas bulat muncul. “Ini adalah kompas paling primitif yang disebut si nan,” tulis Deng Yinke di buku Ancient Chinese Inventions.

Disebut sebagai "Penunjuk Selatan", kompas berbentuk sendok yang terbuat dari magnet magnet. Sedangkan pelatnya terbuat dari perunggu.

Pusat lingkaran melambangkan surga dan pelat persegi melambangkan bumi. Gagang sendok mengarah ke selatan. Sendok adalah representasi simbolis dari Bintang Biduk. Itu adalah sebuah asterisma yang tersusun atas tujuh bintang yang cukup terkenal dalam berbagai budaya.

Sedangkan pelat memuat aksara Tionghoa yang menunjukkan delapan arah mata angin utama. Jenis kompas ini telah diuji secara ilmiah dan terbukti bekerja dengan baik. Namun masalahnya, batu magnet sulit diperoleh dan kompas itu terlalu berat untuk dibawa bepergian.

Pada masa Dinasti Tang (618—907) dan awal Dinasti Song Utara (960—1127), para sarjana menemukan cara untuk menarik jarum besi. Mereka menggosoknya dengan magnetit dan kemudian menangguhkannya dalam air.

Mereka mengamati bahwa jarum yang didinginkan dari temperatur tinggi dan diposisikan dengan orientasi utara-selatan (sumbu bumi) akan menjadi magnet. Kompas jarum yang lebih halus ini kemudian dapat diapungkan di air (kompas basah), ditempatkan pada poros runcing (kompas kering) atau digantung pada benang sutra. Alhasil, kompas jauh lebih berguna untuk tujuan navigasi karena jauh lebih portabel.

Pada masa Dinasti Song (960—1279) banyak kapal dagang yang mampu berlayar hingga ke Arab Saudi tanpa tersesat. Kompas diperkenalkan ke dunia Arab dan Eropa selama Dinasti Song Utara. Mengutip dari laman Chinese Cultere, penyebaran kompas ke Eropa membuka lautan dunia untuk bepergian dan mengarah pada penemuan Dunia Baru.

“Penemuan kompas mengakhiri ketergantungan pada pengamatan astronomi dalam navigasi,” tambah Deng.

Evolusi penggunaan kompas di Tiongkok kuno