Nationalgeographic.co.id—Para arkeolog telah menemukan sebuah kuburan dari era Romawi Kuno yang berusia sekitar 2.000 tahun. Kuburan tersebut ditaburi dengan "paku kematian", ditutup batu-bata dan diplester, kemungkinan mencegah mayat bangkit hidup lagi.
Pada zaman Romawi kuno, orang mungkin takut akan "orang mati yang gelisah" dan melindungi orang-orang hidup dari itu. Kuburan akan ditaburi paku yang sengaja ditekuk dan disegel dengan tidak hanya dua lusin batu-bata, tetapi juga lapisan plester.
Kuburan yang tidak biasa itu ditemukan di situs Sagalassos di Turki barat daya dan berasal dari tahun 100-150 M. Terdapat 41 paku bengkok dan patah yang tersebar di sepanjang tepi tumpukan kayu kremasi, 24 batu bata yang telah ditempatkan dengan cermat di atasnya.
Kemudian di atasnya, ditumpuk lagi kayu dan lapisan plester kapur di atasnya. Individu laki-laki dewasa dikremasi dan dikuburkan di tempat yang sama, sebuah praktik yang tidak biasa di zaman Romawi.
Temuan tersebut telah dijelaskan para peneliti dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Antiquity pada Februari 2023 dengan judul "Magical practices? A non-normative Roman imperial cremation at Sagalassos."
"Pemakaman ditutup dengan bukan hanya satu, bukan dua, tetapi tiga cara berbeda yang dapat dipahami sebagai upaya untuk melindungi yang hidup dari kematian, atau sebaliknya," studi penulis pertama Johan Claeys, seorang arkeolog di Catholic University Leuven (KU Leuven) di Belgia, mengatakan kepada Live Science.
Meskipun masing-masing praktik ini diketahui dari kuburan era Romawi, kremasi di tempat, penutup ubin atau plester, dan paku yang kadang-kadang bengkok, kombinasi ketiganya belum pernah terlihat sebelumnya dan menyiratkan ketakutan akan "orang mati yang gelisah", menurut peneliti.
Situs arkeologi Sagalassos ditempati dari abad kelima SM hingga abad ke-13 M dan menawarkan banyak contoh arsitektur era Romawi, termasuk teater dan kompleks pemandian. Setelah ditinggalkan, tumbuh-tumbuhan dengan cepat menutupi kota, melestarikannya.