"Ada kemungkinan bahwa ketika inflasi berakhir di beberapa wilayah, inflasi berlanjut di wilayah lain."
Jadi, sementara inflasi berakhir di alam semesta kita, mungkin ada wilayah lain yang lebih jauh yang inflasinya masih berlanjut—dan berlanjut hingga hari ini.
Masing-masing alam semesta dapat "mencubit" alam semesta yang mengembang dan mengembang yang lebih besar, menciptakan lautan inflasi abadi yang tak terbatas, yang diisi dengan banyak alam semesta individu.
Dalam skenario inflasi abadi ini, setiap alam semesta akan muncul dengan hukum fisikanya sendiri, kumpulan partikelnya sendiri, susunan gayanya sendiri, dan nilai konstanta fundamentalnya sendiri.
Ini mungkin menjelaskan mengapa alam semesta kita memiliki sifat-sifat yang dimilikinya. terutama sifat-sifat yang sulit dijelaskan dengan fisika dasar, seperti materi gelap atau konstanta kosmologis, kata Deng.
"Jika ada multiverse, maka kita akan memiliki konstanta kosmologis acak di alam semesta yang berbeda, dan itu hanya kebetulan bahwa yang kita miliki di alam semesta kita mengambil nilai yang kita amati," katanya.
Bukti terbesar untuk multiverse adalah bahwa kehidupan itu ada, khususnya kehidupan berakal yang mampu melakukan pengamatan kosmologis.
Baca Juga: Sains di Balik 'Spider-Man: No Way Home', Mungkinkah Multiverse Ada?
Baca Juga: Teknologi Perjalanan Waktu, Mungkinkah Kelak Dapat Terwujud?
Baca Juga: Seperti Terminator! Robot ini Bisa Mencair dan Memadat Kembali
"Aspek-aspek tertentu dari alam semesta kita tampak istimewa dan penting untuk mendukung kehidupan, seperti umur panjang bintang, kelimpahan karbon, ketersediaan cahaya untuk fotosintesis, dan stabilitas inti kompleks," kata McCullen Sandora kepada Live Science.
Sandora adalah seorang ilmuwan riset afiliasi di Blue Marble Institut Sains Luar Angkasa.