Nationalgeographic.co.id—Sepanjang sejarah, wanita Vietnam berperan penting dalam melawan dominasi asing. Pahlawan wanita yang paling terkenal adalah Trưng bersaudara yang memimpin pemberontakan nasional pertama melawan Kekaisaran Tiongkok pada tahun 40 Masehi. Semangat keberanian mereka menjadi inspirasi bagi rakyat Vietnam selama hampir dua ribu tahun. Bahkan, warisan mereka tetap tertanam kuat dalam budaya dan identitas nasional negara tersebut hingga kini.
Siapakah Trưng Bersaudara?
Trưng Trắc dan Trưng Nhị, yang dikenal sebagai Trưng bersaudara, lahir sekitar tahun 12 Masehi. Mereka adalah putri dari seorang penguasa yang kuat di provinsi Giao Chỉ (Vietnam utara). Tanggal lahir mereka yang sebenarnya tidak diketahui, meskipun Trắc adalah yang lebih tua dari dua bersaudara itu. Di masa itu, seluruh Vietnam berada di bawah kendali Dinasti Han Kekaisaran Tiongkok.
Wanita Tionghoa di era Kekaisaran Tiongkok memiliki sedikit keistimewaan dan diajari untuk tunduk, terutama pada pria. “Ini berlawanan dengan kaum wanita Vietnam mewarisi banyak hak melalui garis keturunan ibu,” kata M.R. Reese di laman Ancient Origins.
Masyarakat Asia Tenggara saat itu cukup progresif dalam hal hak-hak perempuan, terutama dalam hal akses pendidikan dan kepemilikan properti. “Itu adalah masyarakat di mana perempuan memiliki banyak hak,” kata Keith Taylor, seorang profesor studi budaya Tiongkok-Vietnam di Universitas Cornell. Perempuan memang memiliki status yang sangat tinggi. Mereka mewarisi properti dan posisi sosial serta banyak hak lainnya melalui ibu dan ayah mereka.
Kakak beradik Trưng dibesarkan di tengah keluarga di mana mereka mempelajari seni perang. Kedua kakak beradik ini mempelajari keterampilan bertarung dan mahir dalam seni bela diri. Trưng Trắc akhirnya jatuh cinta dan menikah dengan pria bernama Thi Sách.
Perlawanan bangsa Vietnam terhadap kontrol Kekaisaran Tiongkok
Orang Vietnam tidak secara aktif menentang penjajahan Kekaisaran Tiongkok sampai sekitar tahun 39 Masehi. Saat itu mereka mulai merasa tertindas oleh Tiongkok.
Thi Sách, suami Trắc menolak kenaikan pajak. Untuk mendapatkan kembali kendali atas Vietnam dan menghukum Thi Sách atas pemberontakannya, seorang komandan Tiongkok membunuhnya.
Saat itu Tiongkok percaya ini akan memicu ketakutan di antara orang Vietnam dan mendorong mereka kembali untuk tunduk. Alih-alih tunduk, tindakan komandan Tiongkok menyebabkan revolusi Vietnam melawan Kekaisaran Tiongkok.
Mungkin komandan kekaisaran mengira bahwa seorang janda yang berduka akan mengasingkan diri. Kehancuran Trưng Trắc justru membawanya dan saudara perempuannya ke jalan revolusioner. Selain berniat membalas kematian Thi Sách, keduanya juga berjuang untuk menentang penindasan Dinasti Han dari Kekaisaran Tiongkok.
Trưng Bersaudara dan perlawanan terhadap penindasan Dinasti Han Kekaisaran Tiongkok
Kakak beradik Trưng menggalang pendukung – banyak di antaranya adalah wanita – untuk berperang melawan Kekaisaran Tiongkok. Pasukan mereka terdiri dari sekitar 80.000 pria dan wanita, dengan 36 jenderal wanita, termasuk ibu mereka.
Trưng bersaudara bertempur di atas punggung gajah. “Dalam beberapa bulan, pasukan mereka mengambil alih lebih dari 65 benteng dari kendali Kekaisaran Tiongkok,” tambah Reese lagi.
Hasilnya, Trưng Bersaudara menjadi ratu kerajaan Vietnam baru mereka. Sebagai penguasa, mereka menghapuskan pajak Kekaisaran Tiongkok. Keduanya juga mencoba memulihkan kerajaan yang mengikuti nilai-nilai tradisional Vietnam.
Selama lebih dari tiga tahun, Kekaisaran Tiongkok berjuang untuk merebut kembali kendali atas Vietnam. Tetapi pasukan Trưng bersaudara gigih melawan dan mempertahankan kendali hingga tahun 43 Masehi.
Menghadapi kekalahan yang tidak terelakkan lagi
Akhirnya, serangan dari pasukan Dinasti Han yang kuat menjadi terlalu besar untuk diatasi oleh Trưng bersaudara. Mereka sadar bahwa kekalahan tidak dapat dihindari.
Alih-alih menerima kejatuhan mereka, keduanya mengikuti tradisi Vietnam kuno bunuh diri untuk mempertahankan kehormatan. Bagi mereka itu lebih baik daripada tewas dibunuh atau ditangkap oleh musuh.
Beberapa akun mengeklaim keduanya itu menenggelamkan diri di sungai, sementara yang lain mengatakan mereka menghilang begitu saja ke awan. Saat itu, Kekaisaran Tiongkok mendapatkan kembali kendalinya atas Vietnam.
Baca Juga: Bebek Peking, Sajian Favorit Kaisar Tiongkok yang Jadi Simbol Nasional
Baca Juga: Zhang Xun, Jenderal Hebat Dinasti Tang Dikritik Izinkan Kanibalisme
Baca Juga: Warisan Kaisar Tiongkok He dari Dinasti Han Timur yang Membahayakan
Baca Juga: Nubuat, Kunci para Kaisar Tiongkok dalam Mempertahankan Takhta
Hingga hari ini, Trưng bersaudara dipuja sebagai pahlawan di Vietnam karena telah mengorbankan hidup demi kebebasan rakyatnya. Kuil didedikasikan untuk menghormati mereka, termasuk Kuil Hai Bà Trưng di Hanoi dekat Danau Hoàn Kiếm. Bahkan ada patung yang didirikan untuk mengenang mereka.
Negara Vietnam merayakan Trưng bersaudara pada hari peringatan tahunan, yang terjadi pada bulan Februari setiap tahun. Selain itu, nama mereka tetap dikenang di seluruh Vietnam. Banyak jalan dan sekolah dinamai menurut kedua bersaudara itu.
Mereka dikenang karena kepemimpinan, keterampilan bertarung, dan keberaniannya. Juga dedikasi mereka terhadap pelestarian budaya Vietnam.