Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan Tanpa Tidur dan Apa Akibatnya?

By Ricky Jenihansen, Senin, 27 Maret 2023 | 11:00 WIB
Hewan hanya bisa tidak tidur antara 11 dan 32 hari sebelum itu membunuh mereka. (NapLab)

Nationalgeographic.co.id—Pada 1963, seorang pria bernama Randy Gardner memecahkan rekor dunia untuk waktu terlama seseorang tidak tidur. Gardner yang saat itu berusia 17 tahun berhasil tidak tidur selama 11 hari dan 25 menit dalam proyek pameran sains SMA di California.

Kemudian pada tahun 1986, orang lain bernama Robert McDonald dilaporkan telah memecahkan rekor ini. McDonald menjalani 18 hari dan hampir 22 jam tanpa tidur, tetapi tidak ada yang dipantau sedekat atau oleh dokter seperti Gardner.

Tapi setelah dua rekor itu, Rekor Dunia Guinness tidak lagi menerima prestasi ini. Pada tahun 1997 Rekor Dunia Guinness berhenti menerima usulan baru untuk rekor tidak tidur karena bahaya yang dapat terjadi.

Tapi apa bahaya tersebut? Apa yang terjadi pada orang yang mengalami kurang tidur berkepanjangan?

Menurut Centers of Disease Control and Prevention, kurang tidur dapat meningkatkan risiko beberapa kondisi kesehatan, termasuk diabetes, penyakit jantung, obesitas, dan depresi.

Para ahli mengatakan manusia membutuhkan enam hingga delapan jam tidur yang konsisten pada interval yang sama setiap 24 jam. Namun tidak jarang orang, terutama pelajar, begadang dan tetap terjaga selama 24 jam.

Pada tahap kurang tidur ini, sulit untuk membedakan antara tidur dan terjaga, kata Oren Cohen, ahli obat tidur di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City kepada Live Science.

Saat seseorang mulai menahan untuk tidak tidur 24 jam, aktivitas otak mereka sudah menunjukkan sinyal bahwa mereka berada di batas tidur-bangun, meskipun mereka tampak terjaga, kata Cohen.

Ini disebut gangguan tidur atau micro-sleep. Orang-orang yang tidak tidur selama berjam-jam tampak terjaga, tetapi otak mereka tanpa sadar masuk ke dalam semacam tidur yang tidak normal, yang dapat mencakup interval kurangnya perhatian atau halusinasi.

"Tapi tidur mengambil alih, otak pasti akan tertidur. Ketika seseorang mengatakan kepada saya 'Saya belum tidur selama berminggu-minggu,' itu hampir tidak mungkin," kata Alon Avidan yang memimpin Sleep Disorders Center di California University, Los Angeles.

"Saya akan sulit percaya bahwa seseorang dapat tetap terjaga selama lebih dari 24 jam tanpa episode ini," tambah Cohen.

Tapi persis berapa lama orang bisa bertahan tanpa tidur dan garis waktu efek samping yang terungkap bisa sulit ditentukan.

Kurang tidur kronis, ketika seseorang tidak tidur untuk waktu yang lama, sangat merusak sehingga tidak etis untuk menelitinya pada manusia, kata Avidon.

Baca Juga: Kisah Morpheus, Dewa Tidur dan Mimpi dalam Mitologi Yunani Kuno

Baca Juga: Tidur Berlebihan Tingkatkan Risiko Diabetes hingga Jantung Koroner

Baca Juga: Mengapa Setiap Hari Manusia Membutuhkan Tidur? Ini Kata Sains

Baca Juga: Kualitas Tidur Memengaruhi Suasana Hati dan Kemajuan Karier Wanita 

Bahkan, katanya, hal itu bisa digunakan sebagai bentuk siksaan psikologis.

Meskipun kekurangan tidur yang berkepanjangan tidak dapat dipelajari, kami memiliki data tentang orang-orang dengan penyakit bawaan langka yang disebut fatal familial insomnia (FFI).

Pasien-pasien ini memiliki mutasi genetik yang menyebabkan protein abnormal menumpuk di otak dan semakin memperburuk tidur.

Tubuh mereka mulai memburuk dan akhirnya mati karena protein abnormal menumpuk dan merusak sel-sel otak mereka. Gangguan tersebut membunuh sebagian besar pasien dalam waktu rata-rata 18 bulan.

Pada hewan, sebuah penelitian dari tahun 1989 pada tikus menunjukkan bahwa hewan hanya bisa tidak tidur antara 11 dan 32 hari sebelum itu membunuh mereka.