Ibu Yang Guang, Permaisuri Dugu, adalah seorang pemuja monogami yang tulus. Yang Guang juga hanya menghabiskan waktu bersama istrinya. Sebaliknya, kakaknya memiliki banyak anak dari selir dan menelantarkan istrinya sampai ia mati mendadak.
Yang Guang melakukan pekerjaan politik dengan cukup baik. Ia mencapai keberhasilan militer yang luar biasa dan secara konsisten menjebak kakak laki-lakinya di depan orang tua mereka.
Melihat perbedaan kedua putranya, kaisar dan permaisuri akhirnya membuang putra pertama mereka. Keduanya mencalonkan Yang Guang sebagai putra mahkota baru Dinasti Sui.
Setelah ayahnya meninggal, Yang Guang naik takhta dan memaksa kakak laki-lakinya untuk bunuh diri. “Ia naik takhta pada tahun 604,” tulis Grace Young di laman Britannica. Ia dikenal sebagai Kaisar Yang dari Dinasti Sui.
Saudara laki-laki dan keponakan Guang lainnya yang mungkin mengancam takhtanya dibunuh atau dihukum mati.
Mengganti sistem yang berusia ratusan tahun
Ayah Yang Guang meninggalkannya sebuah kekaisaran yang besar dan makmur dengan perbatasan yang stabil. Sementara itu, banyak klan yang kuat, terutama yang mendukung mendiang kakak laki-lakinya, Yong.
Sistem keluarga dominan telah terbentuk dalam kekacauan ratusan tahun sebelumnya sebelum Dinasti Sui ada. Para bangsawan itu masih memperoleh kekuatan tertinggi yang dapat mengembangkan atau menghancurkan kekaisaran. Dan ayah Yang Guang yang merebut takhta dari mantan raja adalah contoh suksesnya.
Oleh karena itu, Kaisar Yang mencoba yang terbaik untuk merebut kembali kekuasaan dari klan aristokrat tersebut.
Kaisar Yang menemukan sistem ujian kekaisaran yang terkenal. Sistem ini bertujuan untuk memilih pejabat berdasarkan bakat dan kemampuan mereka melalui tes yang relatif adil. Alih-alih dipilih berdasarkan asal usul keluarga mereka.
Meski belum sempurna di awal, sistem tersebut sangat menantang sistem keluarga dominan yang telah berlangsung selama ratusan tahun.
Kaisar Yang memulihkan banyak perguruan untuk memastikan lebih banyak orang dapat memperoleh pendidikan. Proyek yang dimulainya ketika masih seorang pangeran berlanjut tentang mengumpulkan dan melindungi buku-buku berharga.