Temuan Makam Kuno dari Kekaisaran Tiongkok Ungkap Tradisi Pemakaman

By Sysilia Tanhati, Senin, 3 April 2023 | 16:21 WIB
Temuan makam Dinasti Jin Agung Kekaisaran Tiongkok di Shanxi tahun 2019 ungkap tradisi pemakaman di masa itu. (Shanxi Provincial Institute of Archaeology)

Nationalgeographic.co.id—Temuan makam Dinasti Jin Agung Kekaisaran Tiongkok di Shanxi, Tiongkok tengah, ungkap ritual pemakaman di masa itu. Makam berupa struktur batu bata berukir yang megah ditemukan pada 2019.

Saat itu para pekerja sedang memasang pipa untuk proyek pembangunan pabrik. Arkeolog dari Institut Arkeologi Provinsi Shanxi kemudian bergerak untuk menggali dan melestarikan makam Dinasti Jin itu.

Seperti yang dilaporkan Shanxi Provincial Institute of Archaeology, makam itu berasal dari periode Jin Agung dari tahun 1115 hingga 1234 Masehi.

Dinasti Jin Agung berkuasa di wilayah yang kini disebut Jilin dan Heilongjiang. Dibentuk oleh kepala suku Jurchen, Aguda, Jin Agung bertahan hingga serangan bangsa Mongol. “Saat itu, pasukan Mongol memaksa kaisar terakhirnya, Aizong, untuk bunuh diri dengan cara digantung,” tulis Sahir di laman Ancient Origins.

Jin Agung sering disebut sebagai Jurchen Jin. “Nama ini untuk membedakannya dengan Dinasti Jin yang satunya, yang berkuasa pada 266–420,” kata Julia Schneider, profesor sejarah Tiongkok di University College Cork.

Batu bata diukir sedemikian rupa untuk meniru kayu

Makam yang menghadap ke selatan memiliki kemiripan dengan makam dari era Jin Agung yang ditemukan di wilayah itu. Seperti rumah jaga seremonial di dinding utaranya. Namun makam yang ditemukan tahun 2019 tersebut relatif sederhana.

Struktur terkubur terdiri dari “jalan makam” ke tangga yang mengarah ke pintu di ruang dalam. Ruangan dalam berbentuk persegi dengan panjang sekitar 2 meter di setiap sisi. Di atasnya terdapat segi delapan rumit yang terbuat dari batu bata berundak.

Makam itu seluruhnya dibangun dari batu bata yang tidak dicat yang diukir dengan sangat rumit. Uniknya, batu bata itu tampak seperti terbuat dari kayu. Menurut laporan, jalan masuk berundak mengarah ke ruang makam utama melalui koridor sempit. Pintu masuk ke makam itu disegel.

Ruang utama berbentuk bujur sangkar, dengan masing-masing sisi berukuran kira-kira 2 meter dan tinggi 3,5 meter. Atapnya berbentuk segi delapan dan terdiri dari 13 lapis bata susun yang miring. Setiap dinding memiliki ukiran yang rumit. Bagian atas ruangan melengkung ke dalam dan memiliki jendela atap terbuka di tengahnya.

Di ukiran salah satu dinding, tampak pria dan wanita di kedua sisi. Keduanya duduk di belakang meja dan di atas kursi berukir. (Shanxi Provincial Institute of Archaeology)

Tembok di sisi selatan menghubungkan pintu masuk, dibuat meniru jendela berkisi. Pada dinding barat dan timur lagi terdapat ukiran kisi-kisi jendela dan pintu. Pintu itu memiliki pola bunga pada panel bawah dan bentuk segi delapan, persegi ,atau cekung pada bagian atas. Ukiran di kedua dinding sangat mirip sehingga hampir meniru satu sama lain.