Nationalgeographic.co.id—Studi pemodelan baru meramalkan bahwa populasi dunia akan terhenti pada tahun 2050. Kemudian selanjutnya, populasi dunia akan terus menurun hingga lebih dari 2 miliar di akhir abad ini.
Seperti diketahui, saat ini, populasi dunia lebih dari 7,7 miliar orang, dan telah tumbuh antara 1 persen dan 2 persen setiap tahun sejak 1950, menurut Pew Research Center.
Pada tahun 2100, pusat tersebut memproyeksikan populasi akan mencapai sekitar 10,9 miliar orang dan tumbuh kurang dari 0,1 persen per tahun.
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan jumlah anak yang lahir di seluruh dunia, kata analisis tersebut, berdasarkan data dari laporan PBB "Prospek Populasi Dunia 2019."
Tapi analisis baru tentang tren kelahiran ini telah memperkirakan bahwa pertumbuhan populasi dapat terhenti pada tahun 2050. Sebelum kemudian menurun menjadi 6 miliar manusia di Bumi pada tahun 2100.
Studi tersebut, yang ditugaskan oleh organisasi nirlaba The Club of Rome, memperkirakan bahwa jika tren saat ini berlanjut, populasi dunia, yang saat ini berjumlah 7,96 miliar, akan mencapai puncaknya pada 8,6 miliar pada pertengahan abad ini.
Selanjutnya, populasi dunia akan menurun sebesar hampir 2 miliar sebelum akhir abad ini. Ramalan tersebut merupakan kabar baik dan buruk bagi umat manusia.
Populasi manusia yang anjlok akan sedikit meringankan masalah lingkungan Bumi, tetapi itu jauh dari menjadi faktor terpenting dalam menyelesaikannya.
Dan penurunan populasi akan membuat umat manusia menjadi lebih tua secara keseluruhan dan menurunkan proporsi usia kerja, menempatkan beban yang lebih besar pada kaum muda untuk membiayai perawatan kesehatan dan pensiun.
Laporan PBB juga menemukan bahwa tingkat kesuburan global akan lebih rendah dari "tingkat kesuburan pengganti", atau jumlah kelahiran per wanita yang akan mempertahankan ukuran populasi yang sama, menggantikan orang saat mereka meninggal.
Tingkat kelahiran pengganti saat ini adalah 2,1 kelahiran per wanita, yang kurang dari tingkat kesuburan global saat ini yaitu 2,5 kelahiran per wanita.
Para peneliti, anggota kolektif Earth4All, yang terdiri dari ilmuwan lingkungan dan ekonom, menerbitkan temuan mereka pada 27 Maret di Working Paper People and Planet dengan judul "21st-century sustainable population scenarios and possible living standards within planetary boundaries."