Tilik Histori Masjid Quba, Masjid Pertama dan Tertua di Dunia

By Galih Pranata, Selasa, 4 April 2023 | 11:00 WIB
Masjid Quba berdiri sekitar tahun 662 atau abad ke-7 M, menjadi masjid pertama dan tertua di dunia. (Madain Project)

Nationalgeographic.co.id—Menarik jika menilik lebih jauh tentang bagaimana histori masjid pertama dan tertua di dunia berdiri, dan siapakah yang mendirikannya. Tentu jawabannya adalah Masjid Quba.

Masjid ini dianggap paling pertama yang didirikan oleh sang penebar ajaran Islam paling awal di muka bumi, Nabi Muhammad SAW. Kisahnya bermula tatkala adanya desakan dan penganiayaan oleh suku Quraisy pada abad ke-7.

Nabi Muhammad yang mendapatkan perintah dari Allah SWT, akhirnya memutuskan untuk berhijrah ke Madinah. Saat berita ini sampai di Madinah, orang-orang beriman mulai menghitung hari menunggu Nabi tercinta.

Pada saat itu, ajaran Islam sudah berkembang di Madinah. Hampir di setiap hari, orang-orang yang pergi ke ladang dan menunggu di bawah naungan pohon kurma dengan harapan bisa melihat Nabi Muhammad SAW langsung.

M. Ahmad menceritakan histori tentang perjalanan sang nabi dalam membangun peradaban Islam melalui pendirian Masjid Quba kepada Kashmir Images dalam artikel berjudul ‘Masjid Quba’-The first Mosque of the Muslims terbitan 25 September 2022.

Hingga suatu hari, seorang Yahudi, setelah melihat rombongan kecil musafir berjubah putih, berteriak, "Wahai orang-orang Arab! Apa yang Anda tunggu-tunggu telah tiba!" Mendengar kabar tersebut, umat Islam bergegas menyambut Nabi Muhammad (SAW) dan Abu Bakar (RA).

Nabi Muhammad kemudian mulai berjalan menuju Quba—sebuah desa kecil yang terletak di luar Madinah. Ketika sampai di rumah Bani Amr bin Auf, Nabi Muhammad turun dari untanya dan pergi menemui orang-orang yang menunggunya di sana.

"Setelah menghabiskan hampir 14 hari berhijrah dan tinggal di rumah Kulsoom bin Hatam (RA), Nabi Muhammad SAW meletakkan dasar Masjid Quba di sana, sebagai fondasi paling awal," imbuhnya.

Al-Tabarani mengutip Al-Shimous Bint Al-Nauram, yang mengatakan bahwa dia menyaksikan Nabi Muhammad dan para sahabatnya membawa pasir, batu, dan batu ke lokasi pembangunan. "Saya melihat Nabi (SAW) ketika dia membangun masjid ini," tegasnya.

Sang nabi membawa batu di punggungnya, dan ia juga menyaksikan debu-debu di baju nabi. Tetapi, ketika salah satu sahabat nabi datang untuk mengambil batu dari punggungnya, ia akan mengatakan "tidak" dan meminta sahabatnya untuk pergi dan membawa beban lainnya.

Awalnya, masjid ini dibangun 6 kilometer dari Madinah di desa Quba, sebelum Madinah diperluas hingga mencakup desa ini. "Quba mungkin masjid pertama di dunia yang berasal dari masa hidup Nabi Muhammad (SAW) pada abad ke-7 Masehi," sambung Ahmad.

Masjid Quba adalah masjid tertua dan salah satu yang pertama dalam Islam berdiri sekitar tahun 662 di Kota Madinah, Arab Saudi. Di sana jugalah tempat diadakannya sholat Jumat pertama yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad.

Setelah selesai pembangunannya, nabi biasa pergi ke sana, mengendarai unta atau berjalan kaki, untuk menunaikan salat dua rakaat. Nabi Muhammad lantas menyarankan orang lain untuk melakukan hal yang sama, dengan mengatakan:

"Barang siapa yang berwudhu di rumah dan kemudian pergi dan berdoa di Masjid Quba, dia akan mendapat pahala seperti umrah." Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal, Al-Nasa'i, Ibnu Majah dan Hakim al-Nishaburi.

Masjid itu berisi sebuah sumur milik Abu Ayyub Al-Ansari. Sumur itu menjadi tempat yang diberkati karena unta betina Nabi pertama kali berlutut di sana untuk meminum airnya, setelah menempuh perjalanan panjang bersama nabi.

Potret orisinil Masjid Quba di Madinah, Arab Saudi. (Wikimedia Commons )

Masjid Quba di Zaman Modern

Dengan meningkatnya jumlah jemaah dan juga karena kondisinya yang diakibatkan oleh perjalanan waktu, lingkungan dan cuaca, Pemerintah Saudi pada masa pemerintahan Raja Fahd bin Abdul-Aziz pada tahun 1986, telah merenovasi dan memperluas masjid ini secara besar-besaran dengan interior dan eksterior yang mengesankan.

Dengan empat menara dan 56 kubah, Masjid Quba menjadi masjid terbesar dan bergengsi kedua di kota. Selama berabad-abad terakhir, umat Islam telah memberi banyak perhatian pada Masjid Quba.

Perhatian itu mendorong sejumlah perbaikan, perawatan dan renovasi oleh sejumlah khalifah pada masa-masa itu. Khalifah ketiga, Utsman bin Affan adalah pemimpin yang melakukan renovasi pertama terhadap kondisi masjid.

Sedangkan, Khalifah Omar bin Abdul Aziz membangun menara masjid pertama. Lalu, masjid itu direnovasi lagi pada 1044 oleh Abu Yali Al-Husaini yang membangun ceruk doa yang dikenal sebagai "Mihrab."

Pada tahun 1160, beberapa penambahan dilakukan pada Masjid Quba oleh Kamal Al-Din Al-Isfahani. Renovasi masjid silih berganti dan perubahan terakhir dilakukan pada zaman Sultan Abdul Majid pada tahun 1830 pada masa Kekaisaran Ottoman.

Di zaman modern, rezim Saudi mengambil alih masjid dengan memberikan tanggung jawab kepada Kementerian Urusan Haji yang melakukan renovasi lebih lanjut dan menambahkan struktur ke desain aslinya.

Masjid Quba modern adalah prestasi arsitektur yang dilengkapi dengan fasilitas terbaru dengan tetap mempertahankan identitas kemurnian Islamnya. Masjid telah diperluas untuk menampung lebih dari 20 ribu jamaah.

Ada juga kompartemen terpisah untuk para wanita sehingga mereka dapat dengan mudah beribadah tanpa hambatan. Pada tahun 1984, mendiang Raja Fahd bin Abdulaziz meletakkan batu pertama untuk perluasan Masjid Quba yang bersejarah.