Bahu-membahu Nelayan Wujudkan Perikanan Berkelanjutan Papua Barat Daya

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 11 April 2023 | 14:00 WIB
Yunus, anggota Nelayan Peduli dari Kampung Waigama, Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat menunjukkan ikan tangkapannya. Ia terlibat dalam pendataan dan survei bersama YKAN untuk menawarkan kebijakan perikanan berkelanjutan. (Nugroho Arif Prabowo/YKAN)

Nationalgeographic.co.id—Provinsi Papua Barat Daya punya bentang alam laut yang indah dan kaya akan ekosistem. Oleh karena itu, menjaga limpahan biota laut dengan sistem perikanan berkelanjutan penting dilakukan.

Tujuan dari perikanan berkelanjutan agar bisa menyeimbangkan antara kebutuhan nelayan dan ketahanan ekosistem. Untuk mengetahui langkah yang tepat, memerlukan informasi terkait limpahan jenis ikan di perairan, yang kemudian dapat diolah sebagai saran kebijakan.

Sejak Agustus 2022, para nelayan dalam program Nelayan Peduli terlibat dalam pendataan perikanan bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN). Kegiatan pendataan ini dilakukan di beberapa tempat seperti Werur di Kabupaten Tambrauw, Malaumkarta di Kabupaten Sorong, dan Distrik Misool Utara di Kabupaten Raja Ampat. Pendataan ini masih berlangsung hingga pertengahan tahun ini.

Selain pendataan, survei menyeluruh juga dilakukan di 35 kampung pesisir di Distrik Sausapor, dan Bikar di Kabupaten Tambrauw, Distrik Makbon di Kabupaten Sorong, dan seluruh Pulau Misool. Surveinya berlangsung selama Februari 2023, bertujuan memberikan informasi mengenai aspek penangkapan ikan secara lengkap dan terperinci.

Para nelayan juga terlibat dalam survei ini dengan mengumpulkan informasi terkait perahu nelayan, aktivitas penangkapan, alat tangkap, dan hasil tangkapan. Pengumpulan data survei itu dilakukan dengan mengunjungi tempat pendaratan ikan, terutama yang memiliki potensi perikanan tangkap.

"Dengan adanya program ini, kami bisa mengetahui jenis-jenis tangkapan dan rata-rata hasil tangkapan yang kami peroleh. Selain itu kami juga mendapat pengetahuan tentang pentingnya pengelolaaan perikanan yang berkelanjutan," tutur Yunus, salah satu anggota Nelayan Peduli.

Dia adalah nelayan dari Kampung Waigama, Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat. Untuk menghasilkan data, ia telah dilatih menggunakan kamera dan GPS setiap melaut. Setelah itu, data disalin dari perangkat yang digunakannya secara berkala untuk diolah.

"Sebagai nelayan, kami menyadari kehidupan kami bergantung kepada kelestarian laut,” lanjut Yunus.

"Perairan di Bentang Laut Kepala Burung, Provinsi Papua Barat Daya, merupakan salah satu perairan yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia," ujar Lukas Rumetna, Manajer Senior Bentang Laut Kepala Burung YKAN.

"Untuk itu, diperlukan pengelolaan sumber daya pesisir terpadau yang mengedepankan aspek pelestarian sumber daya laut dan perikanan," terangnya. Informasi sepert ini memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan para pemangku kepentingan dalam mempertahankan perikanan dan kelautan yang kaya di Papua Barat Daya.

Program Crew Operating Data Recording System (CODRS) secara aktif melibatkan nelayan dalam melakukan pendataan perikanan. Nelayan dilatih untuk mengambil foto seluruh hasil tangkapan ikan di atas papan ukur. Data yang diperoleh digunakan untuk mendukung kebijakan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. (Nugroho Arif Prabowo/YKAN)

Lebih lanjutnya, proses pendataan dilakukan dengan metode yang dikembangkan YKAN sejak 2014. Metode itu disebut Crew Operated Data Recording System (CODRS). Sistemnya, nelayan akan terlibat langsung untuk mengambil data.