Terumbu Karang Laut Dalam Luas dan Kuno Ditemukan di Laut Galapagos

By Wawan Setiawan, Rabu, 19 April 2023 | 14:00 WIB
Lengan manipulator HOV Alvin mengumpulkan sampel dari singkapan berbatu di puncak punggungan, yang dihuni oleh karang air dingin, lobster jongkok, anemon, bintang keranjang, dan ikan laut dalam. (L. Robinson (U. Bristol), D. Fornari (WHOI), M. Taylor (U. Essex), D. Wanless (Boise State U.) NSF/NERC/HOV Alvin/WHOI MISO, 2023 Woods Hole Institusi Oseanografi)

Nationalgeographic.co.id—Para ilmuwan telah menemukan terumbu karang laut dalam yang luas dan kuno di dalam Cagar Laut Galápagos (GMR). Temuan ini untuk yang pertama dari jenisnya yang pernah didokumentasikan di dalam kawasan konservasi laut sejak didirikan pada 1998.

Terumbu karang pertama yang diamati adalah ditemukan pada kedalaman 400-600 meter di puncak gunung bawah laut yang sebelumnya belum pernah dipetakan. Lokasi ini terletak di bagian tengah kepulauan dan mendukung perpaduan kehidupan laut dalam yang menakjubkan.

Menjulang punggung gunung berapi yang terendam, dan membentang lebih dari beberapa kilometer, struktur terumbu yang mengesankan ini ditemukan.

Terumbu ini pertama kali dicatat oleh Dr. Michelle Taylor (Universitas Essex, Inggris) dan Dr. Stuart Banks (Yayasan Charles Darwin, Ekuador) saat menyelam di kedalaman bersama kapal selam penelitian laut Alvin.

Penyelaman tersebut adalah untuk pertama kalinya dan dioperasikan oleh Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) USA.

HOV Alvin telah menjelajahi wilayah ini di dalam GMR. Submersible baru-baru ini menyelesaikan pemutakhiran. Pemutakhiran itu dalam sistem pencitraan video 4K definisi tinggi dan kualitas yang ditingkatkan, serta kemampuan pengambilan sampel.

HOV Alvin diturunkan. Kapal selam ini dapat membawa dua ilmuwan ke kedalaman 6.500 meter. (Samuel J. Mitchell (U. Bristol))

Taylor dan Banks adalah bagian dari kelompok ilmuwan internasional di atas kapal penelitian R/V Atlantis milik Angkatan Laut AS dan dioperasikan oleh WHOI, yang melakukan ekspedisi Galápagos Deep 2023.

Ekspedisi ini dipimpin oleh para ilmuwan di WHOI, University of Bristol (UK), Boise State University (USA), dan University of Essex, bekerja sama dengan Direktorat Taman Nasional Galápagos (GNPD), Yayasan Charles Darwin dan Institut Oseanografi dan Ecuadorian Navy's Oceanographic and Antarctic Institute (INOCAR).

Ekspedisi ini didanai oleh US National Science Foundation (NSF) dan Natural Environmental Research Council (NERC) di Inggris.

"Ini adalah berita yang membesarkan hati. Ini menegaskan kembali tekad kami untuk membangun kawasan perlindungan laut baru di Ekuador dan terus mempromosikan penciptaan kawasan perlindungan laut regional di Pasifik Tropis Timur,” kata Jose Antonio Dávalos, Menteri Lingkungan Hidup Ekuador yang mengomentari penemuan inovatif ini.

“Kekayaan kedalaman laut kita yang belum dieksplorasi adalah alasan lain untuk berjuang mencapai komitmen Global Ocean Alliance 30x30, yang bertujuan untuk melindungi setidaknya 30% lautan dunia pada tahun 2030, menyelaraskan kegiatan ekonomi berkelanjutan dengan konservasi," tambahnya.