Nationalgeographic.co.id—Kesatria Templar adalah anggota ordo militer religius kesatria Kristen yang didirikan sekitar 1118-1119 di Yerusalem oleh kesatria Prancis Hugh des Payens.
Selama hampir dua abad organisasi ini merupakan ordo paling kuat di dunia abad pertengahan. Mereka adalah tentara tetap pertama di Eropa sejak jatuhnya Kekaisaran Romawi dan pada saat mereka mencapai puncak kekuasaan mereka pada tahun 1300, dikatakan bahwa mereka berjumlah puluhan ribu.
Para Templar meninggalkan banyak petunjuk tentang tindakan mereka yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, tersembunyi dalam manuskrip kuno dan ditemukan oleh para arkeolog di era modern.
Kisah mereka adalah salah satu yang telah menangkap daya tarik dan keingintahuan orang-orang sepanjang zaman. Apakah mereka dikirim ke tanah suci di Yerusalem untuk melindungi umat Kristiani dalam ziarah, atau apakah mereka dikirim ke sana dalam misi rahasia oleh otoritas yang lebih tinggi untuk menggali artefak yang hilang dan harta karun yang terkubur di bawah kuil dan tempat suci?
Pada awalnya, ada total sembilan kesatria pendiri yang membentuk organisasi dan semuanya berhubungan satu sama lain melalui darah atau perkawinan. Baik sebagai biarawan maupun tentara, mereka adalah sebuah paradoks tanpa preseden karena tidak pernah ada pendeta yang berdoa yang mengangkat senjata yang juga mengambil kaul kemiskinan, ketaatan dan selibat.
Kesatria Templar tidak menyerah kecuali mereka kalah jumlah tiga banding satu dan percaya bahwa karena mereka berjuang untuk Tuhan, mereka akan segera dikirim ke surga setelah kalah dalam pertempuran.
Saat ini di Eropa, ada ratusan bekas situs templar yang tersebar di seluruh benua yang menunjukkan betapa berpengaruhnya mereka berabad-abad yang lalu. Pada puncaknya, ada sekitar 15.000 rumah Templar dengan jaringan yang membentang dari Inggris ke Mesir dengan pusat kekuasaan terletak di jantung dunia abad pertengahan, Prancis.
Sejarah konvensional mengatakan tujuan Kesatria Templar adalah untuk melindungi para pelancong yang bepergian di sepanjang pantai Mediterania ke Yerusalem. Di abad pertengahan, ziarah dilakukan oleh orang barat yang telah dijamin keamanannya di kota dan para templar melindungi mereka melalui celah dan pegunungan.
Selain melindungi para peziarah, para Templar juga membela kerajaan Kristen Yerusalem dan tempat-tempat suci lainnya sebagai bagian dari tugas mereka.
Perang Salib dan Layanan Pengawalan
Selama dua ratus tahun, Perang Salib dilakukan atas nama Tuhan dan dianggap sebagai benturan peradaban. Musuh terbentuk antara Kristen barat dan Muslim timur, yang bertahan hingga hari ini.
Pada tahun 1065, Yerusalem direbut oleh Turki dan orang-orang Kristen diperlakukan cukup buruk di mana, di seluruh Susunan Kristen, orang-orang tergerak untuk berperang dan merebut kembali kota tersebut.