Nationalgeographic.co.id—Ketika permaisuri Kekaisaran Tiongkok dipilih, dia berjanji setia sepenuhnya kepada keluarga kekaisaran. Tidak hanya itu, seorang permaisuri pun harus memutuskan hubungan dengan keluarga kelahirannya.
Akibatnya, dia menjadi milik kekaisaran. Pada saat yang sama, dia juga sangat dihormati dan dapat membantu membentuk sejarah dinasti di Kekaisaran Tiongkok. Apa saja tugas seorang permaisuri di Kekaisaran Tiongkok?
Permaisuri menjalani kehidupan yang sibuk, mulai dari pernikahan, tugas kekaisaran, melahirkan, hingga tugas religius.
Semasa hidupnya di istana, istri Kaisar Tiongkok ini dikelilingi oleh benda-benda mewah.
Kemewahan tersebut disediakan sesuai dengan status terhormat, tanggung jawab, dan kesenangan mereka. Disediakan oleh rumah tangga kekaisaran, benda-benda ini dianggap sebagai milik istana, bukan milik pribadi.
Ketika permaisuri meninggal, staf istana mengembalikan banyak benda ke gudang. Kemungkinan benda-benda mewah itu akan dialihkan ke wanita lain dengan status serupa.
Praktik ini membantu melestarikan beragam materi yang memberikan wawasan berharga tentang kehidupan permaisuri Kekaisaran Tiongkok.
Jalan menuju istana Kekaisaran Tiongkok
Kaisar dan pangeran kekaisaran memiliki banyak istri dan selir secara bersamaan. Namun hanya ada satu permaisuri pada satu waktu: istri utama kaisar.
Ada beragam cara untuk memilih permaisuri dan selir. Setiap 3 tahun Dinasti Qing mewajibkan keluarga elite Macnhu untuk mempersembahkan putri mereka. Para gadis yang berusia sekitar 13 tahun itu dipersembahkan sebagai calon harem kekaisaran.
Gadis-gadis dari keluarga Tionghoa Han, kelompok populasi terbesar kekaisaran, pada dasarnya dikecualikan. Kaisar dan ibunya memilih beberapa calon permaisuri sekaligus, menilai masing-masing berdasarkan kecantikan fisik, dan kesehatan.
Latar belakang keluarga serta potensinya untuk menciptakan aliansi strategis pun menjadi pertimbangan.
Mengutip dari laman Smithsonian, “Seorang istri terpilih diberi peringkat dari satu (permaisuri) hingga delapan. Posisi ini menentukan statusnya di istana, pembagian barang dan pelayannya.”
Yang lainnya ditunjuk untuk menjalani masa jabatan 5 tahun sebagai dayang. Jika mereka kebetulan menarik perhatian kaisar, mereka mungkin dipromosikan menjadi harem. Kalau tidak, mereka kembali ke keluarga mereka setelah masa tugas selesai.
Posisi di istana
Baik sebagai ibu kaisar atau sebagai istrinya, seorang permaisuri dihormati sebagai ibu negara dan menjadi panutan bagi wanita di seluruh kekaisaran. Permaisuri tidak diizinkan untuk memerintah secara langsung. Namun ia menjalankan tugas ritual, dapat memberikan nasihat kepada kaisar, dan berperan dalam mendidik pangeran muda.
Beberapa permaisuri di Dinasti Qing bahkan berperan dalam peningkatan popularitas Buddhisme Tibet di antara keluarga kekaisaran.
Ketika seorang kaisar masih di bawah umur, ibu suri atau mantan permaisuri bisa menjadi wali penguasa hingga kaisar cukup umur. Pengaruh para permaisuri sebagian besar tidak langsung, tetapi tetap signifikan.
Melahirkan anak laki-laki
Melahirkan anak laki-laki adalah tugas utama seorang permaisuri kekaisaran. Ia diharapkan untuk membesarkan dan membantu mendidik anak laki-lakinya dengan baik.
Keturunan laki-laki juga merupakan kunci mobilitas dan pengaruhnya di istana. Aturan suksesi, yang ditetapkan pada abad ke-18, didasarkan pada prestasi pribadi ahli waris laki-laki. Sebelum itu, pemilihan putra mahkota didasarkan pada urutan kelahirannya atau status ibunya di istana.
Jadi setiap putra yang lahir dari permaisuri utama atau selir memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi kaisar di era Dinasti Qing. Pilihan kaisar untuk penggantinya tidak terungkap sampai setelah kematiannya.
Kemungkinan bahwa anak laki-laki yang disukai bisa menjadi kaisar berikutnya menjadi sumber kecemburuan dan persaingan di antara istri-istri kaisar. Status tinggi permaisuri memberinya posisi sebagai ibu utama dari semua anak kaisar. Terlepas dari apakah dia ibu kandung atau bukan.
Kehidupan yang nyaman
Dalam batas-batas ketat istana kekaisaran, permaisuri terlibat dalam kehidupan yang bermanfaat. Di luar tugas istana, mereka memanjakan diri dengan bepergian, merayakan festival, menonton dan bahkan menugaskan opera. Permaisuri bahkan menyenangkan diri dengan beragam perawatan kecantikan.
Pelayan mengharumkan kamar seorang permaisuri, membantunya memilih perhiasan dan bunga untuk membuat gaya rambut yang rumit.
Pelayan juga membantu menemukan buku atau karya seni untuk dinikmati. Selera kosmopolitan dari banyak permaisuri membuat mereka mengumpulkan dan bahkan menciptakan karya seni. Gaya hidup mereka yang istimewa menjadi subjek lukisan istana yang dihargai oleh kaisar dan para wanita itu sendiri.
Penampilan permaisuri
Teks-teks kuno dari kira-kira zaman Konfusius—sekitar 2.500 tahun yang lalu—mengidentifikasi empat kebajikan bagi wanita. “Wanita harus setia dalam pernikahan, mempraktikkan ucapan yang benar, memproyeksikan penampilan seperti istri, dan rajin mengawasi pekerjaan rumah tangga.”
Permaisuri dan selirdiharapkan untuk mencapai sikap yang dapat diterima yang menyeimbangkan kesopanan dan daya tarik. Rutinitas sehari-hari dalam berpakaian dan menambahkan aksesori perhiasan dianggap sebagai ungkapan pengabdian seorang istri. Lagi pula, adalah tugas istri untuk menyenangkan kaisar dan menarik perhatiannya dengan harapan melahirkan putranya.
Untuk menyempurnakan warna kulitnya, wanita kekaisaran dengan status tinggi menggunakan alat pijat untuk mengencangkan wajah mereka. Mereka juga mengoleskan bedak halus dan pemerah pipi.
Permaisuri menggunakan alat penata rambut dan sisir yang indah untuk membuat gaya rambut yang rumit. Wanita melengkapi penampilan mereka dengan jepit rambut warna-warni, anting, gelang, dan cincin yang terbuat dari bahan mewah.
Melaksanakan tradisi spiritual
Permaisuri berpartisipasi, dan bahkan membantu membentuk, banyak tradisi spiritual yang dipraktikkan di istana kekaisaran.
Kegiatan kebaktian juga memberi banyak permaisuri, terutama para janda, penghiburan spiritual. Mereka mendapat kesempatan untuk berdoa memohon berkah bagi keluarga dan kekaisaran. Dalam ritual itu juga permaisuri memohon untuk kehidupan akhirat yang nyaman.
Kekaisaran membangun kuil megah dilengkapi tulisan suci, patung, dan peralatan upacara keagamaan untuk para permaisuri.
Politik dan diplomasi
Meskipun tradisi menyatakan wanita tidak boleh memerintah, permaisuri yang ambisius menemukan cara untuk menggunakan pengaruh di bidang politik.
Baca Juga: Ratu Kuno Kekaisaran Xiongnu Memaksa Tiongkok Membangun Tembok Besar
Baca Juga: Harem Wang Zhaojun, Jadi Tumbal Kekaisaran Tiongkok demi Perdamaian
Baca Juga: Ji Kang, Musisi Kerajaan Tiongkok Dieksekusi di Pertunjukan Musiknya
Baca Juga: Mengapa Seorang Kaisar Tiongkok Mempunyai Lebih dari Satu Nama?
Para wanita terhormat ini memperoleh akses khusus ke jantung kekuasaan melalui hubungan mereka dengan kerabat laki-laki tertentu. Khususnya dengan suami atau putra mereka, sang kaisar.
Keunggulan dan otoritas juga bergantung pada bakat, kepribadian, dan sejarah mereka sendiri.
Contohnya Ibu Suri Cixi yang bahkan memegang kekuasaan langsung, termasuk di kancah internasional. Cixi dengan berani memanfaatkan perubahan waktu untuk bertemu dengan orang luar, termasuk istri duta besar Amerika dan orang asing lainnya. Seperti penguasa laki-laki, dia menggunakan seni untuk menyatakan supremasinya. Cixi membentuk citra dirinya sebagai pemimpin yang terpelajar dan baik hati.
Tidak hanya mendampingi Kaisar Tiongkok, seorang permaisuri juga memiliki tugas penting untuk melahirkan seorang putra. Ia pun harus mendidiknya agar menjadi calon kaisar yang baik. Meski dikelilingi kemewahan, permaisuri Kaisar Tiongkok menjalani kehidupan yang cukup sibuk.