Nationalgeographic.co.id—Griya Anggrek Kebun Raya Bogor diresmikan pada 25 Mei 2002 oleh Presiden Republik Indonesia kelima, Megawati Soekarnoputri.
Griya ini merupakan tempat bagi spesies anggrek dan dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap anggrek alam.
Anggrek merupakan "Panda di Dunia Tumbuhan". Julukan itu melekat karena tingkat kelangkaannya. Oleh sebab itu perdagangan anggrek dilindungi dalam Konvensi Perdangan Internasional Spesies Liar Hewan dan Tumbuhan Langka (CITES).
Anggrek sudah ada sejak 80 juta tahun silam, ketika dinosaurus masih menguasai Bumi. Tumbuhan ini memiliki habitat di daerah tropis dan subtropis.
Selain sebagai tempat pameran koleksi anggrek, griya ini juga menjual anggrek species dan tamanan non-Anggrek seperti Nepenthes dan Alocasia dalam bentuk botolan atau pot hasil perbanyakan kultur jaringan.
Hutan tropis yang membentang dari Sumatra hingga Papua menjadikan Indonesia sebagai salah satu megara dengan keragaman jenis anggrek alam tertinggi di dunia.
Kebun Raya Bogor menjadi tempat menjadi rumah lebih dari 500 jenis anggrek. Tujuannya, untuk mencegah kepunahan anggrek akibat hilangnya hutan tropis yang merupakan habitat bunga yang menjadi simbol dari rasa cinta, kemewahan, dan keindahan tersebut.
Griya Anggrek memiliki sejarah bagi hubungan Indonesia dengan Korea Utara. Di griya ini, terdapat koleksi Anggrek Kimilsungia, yang diambil dari nama mantan Presiden Korea Utara, Kim Il-Sung.
Baca Juga: Singkap Kehidupan dan Peran Gungnyeo, Dayang di Istana Dinasti Korea
Baca Juga: Beragam Ritual Pernikahan Unik di Romawi Kuno hingga Afganistan
Baca Juga: Alasan Wanita di Dinasti Joseon Menutupi Wajah saat Berada di Luar