"Eksperimen ini sangat menantang," kata Jörg Schmiedmayer. "Kami membutuhkan informasi lengkap tentang sistem kuantum kami, sebaik yang dimungkinkan oleh fisika kuantum. Untuk ini, kami telah mengembangkan teknik tomografi khusus," katanya.
Tomografi adalah teknik pencitraan berdasarkan penampang tertentu dalam metode analisis.
"Kami mendapatkan informasi yang kami butuhkan dengan mengganggu atom sedikit dan kemudian mengamati dinamika yang dihasilkan."
"Ini seperti melempar batu ke dalam kolam dan kemudian mendapatkan informasi tentang keadaan cairan dan kolam dari gelombang yang diakibatkannya."
Selama suhu sistem tidak mencapai nol mutlak (yang tidak mungkin), "informasi bersama" ini memiliki jangkauan terbatas.
Dalam fisika kuantum, ini terkait dengan "panjang koherensi"—hal ini menunjukkan jarak di mana partikel berperilaku serupa secara kuantum, dan dengan demikian mengetahui satu sama lain.
Baca Juga: Sains Terbaru: Distorsi Cahaya Sebenarnya Hanyalah Soal Perspektif
Baca Juga: Eksperimen Fisika Ini Bisa Mengubah Materi Jadi Tak Terlihat
Baca Juga: Pertama Kalinya, Ilmuwan Menangkap 'Tarikan Kuantum' Antar Molekul Air
Baca Juga: Hipotesa Simulasi, dari Filsafat hingga Teknologi Algoritma Fisika
“Ini juga menjelaskan mengapa berbagi informasi tidak penting dalam gas klasik,” kata Mohammadamin Tajik.
"Dalam sistem banyak benda klasik, koherensi menghilang; bisa dikatakan partikel tidak lagi tahu apa-apa tentang partikel tetangganya," ungkapnya.
Pengaruh suhu dan panjang koherensi informasi timbal balik juga dikonfirmasi dalam percobaan.
Informasi kuantum memainkan peran penting dalam banyak aplikasi teknis fisika kuantum saat ini.
Dengan demikian, hasil percobaan relevan dengan berbagai bidang penelitian—dari fisika keadaan padat hingga studi fisika kuantum tentang gravitasi.