Nationalgeographic.co.id—Selama berabad-abad, Tangier yang terletak di ujung utara Maroko menjadi pintu gerbang antara Eropa dan Afrika. Para wisatawan bisa mencapai Tangier dengan menggunakan kapal feri dari Prancis atau Spanyol.
Tangier adalah salah satu kota paling menarik di Afrika Utara. Ada banyak alasan bagi wisatawan untuk berlama-lama menikmati kota pelabuhan di ujung Afrika itu.
Pada abad ke-20, wisatawan berlomba-lomba terbang ke selatan dari Eropa. Mereka bersantai sambil berjemur di bawah sinar matahari Tangier yang menyilaukan.
Saat itu, Tangier juga dipenuhi dengan kafe-kafe lokal yang menarik. Namun seiring dengan berjalannya waktu, pesona Tangier digeser oleh Marrakesh, Casablanca, atau Fez.
Kini, Tangier mengalami gelombang ekspansi dan pengembangan. Orang-orang Maroko dari Casablanca dan Fez yang menyadari pentingnya warisan budaya mulai bergabung dengan seniman lokal.
Bagi desainer, artis, dan seniman multimedia, Tangier menjadi semacam magnet.
“La Terrasse des Paresseux menjadi tempat pertemuan favorit untuk sekadar bersantai di Tangier,” tulis Emma Gregg di laman National Geographic. Lokasinya di Boulevard Pasteur, sehingga sangat mudah diakses.
Dengan teleskop, meriam bersejarah, dan pemandangan menakjubkan melintasi Selat Gibraltar, trotoar yang mirip benteng ini adalah tempat utama untuk mengamati orang.
Anda pun dapat duduk santai di alun-alun utama Tangier. Grand Socco yang dinaungi pohon palem hanya berjarak lima menit berjalan kaki dari La Terrasse des Paresseux.
Nama resminya, Place du 9 Avril 1947. Alun-alun ini dibangun untuk memperingati hari Sultan Muhammad V berpidato di sini. Saat itu sang sultan menyerukan kemerdekaan Maroko.
Cinémathèque de Tanger, di sisi selatan Grand Socco, adalah salah satu pusat kreatif yang dikelola seniman Tangier. Terselip di belakang fasad asli Art Deco Cinéma Rif, bangunan ini terdiri dari bioskop dan arsip film pertama di Afrika Utara.
Di halaman Cinémathèque de Tanger terdapat meja-meja berpayung yang menjadi “tempat kerja” para pengembara digital (digital nomad). Di bawah naungan bangunan antik, wisatawan duduk menikmati suasana kota Tangier.
Halaman rumput yang dihiasi pepohonan di Taman Mendoubia memberikan kesegaran di sisi utara Grand Socco.
Sementara di sebelah timur, labirin kuno nan rumit pun siap untuk disusuri. Ini adalah medina, kota tua Tangier.
Kota tua yang eksotis ini dibangun sekitar tujuh abad lalu. “Belakangan oleh pemerintah Maroko, Medina dipercantik,” tambah Gregg.
Ada nuansa Spanyol di pinggiran Tangier. Toko dan kafe berjejer dihiasi dengan tenda bergaris sebagai tempat berlindung di tengah cuaca panas. Apartemen art deco berada di sekitarnya.
Di pasar-pasar medina, kelompok pedagang menjual buah zaitun yang diletakkan di dalam wadah tanah liat berkilau.
Saat menyusuri pasar, Anda bisa menemukan beragam benda-benda untuk yang bisa dibawa pulang. Mulai dari sandal, rempah-rempah, dan hiasan-hiasan khas.
Jangan lupa untuk mencicipi kelezatan roti khobz hangat yang baru keluar dari panggangan. Para pedagang menata jeruk khas Tangier menjadi sebuah tumpukan unik yang indah untuk dipandang.
Puas menikmati pasar kuno, Anda dapat mampir sejenak di Place Petit Socco untuk minum teh mint.
Duduk di Café Tingis, pengunjung bisa menikmati orang berlalu-lalang di depannya. Beberapa kafe juga menawarkan tempat bersantai di atapnya.
Ingin merasakan suasana berbeda di Tangier? Kasbah menjadi salah satu pilihan tempat yang bisa dikunjungi.
Kasbah, benteng tinggi di sudut barat laut medina, menawarkan perspektif yang berbeda. Masuk melalui Bab el Assa, Anda akan melewati air mancur Assa yang indah.
Air mancur itu didekorasi dengan ubin mosaik zellige. Pada tahun 1910-an, Pelukis Prancis Henri Matisse menuangkan keindahan gerbang Bab el Assa pada karyanya di tahun 1910-an.
Ada lebih banyak keajaiban di Dar el Makhzen, istana yang mendominasi benteng. Di sana Anda bisa menemukan keramik, sutra, dan manuskrip dari Museum Seni Maroko dan Museum Barang Antik.
Tumpukan rumah bercat putih di sekitarnya menyembunyikan segelintir galeri seni, mural, dan tempat makan. Salah satu restoran terbaik di Tangier, El Maroko Club, bisa ditemukan di sana.
Kunjungan ke Tangier seakan belum lengkap bila seseorang tidak menikmati keindahan matahari terbenam.
Luangkan waktu untuk berjalan-jalan di saat matahari terbenam. Turunlah ke pantai atau pergi ke barat.
Di Cap Spartel, Anda bisa menikmati pemandangan matahari terbenam yang spektakuler. Kawasan itu adalah cagar alam rindang tempat mercusuar mengawasi perairan Atlantik dan Mediterania.
Di pusat kota, wisatawan juga dimanjakan dengan berbagai konser, kegiatan seni, atau acara-acara budaya yang menarik. Biasanya, informasi soalnya kegiatan seni bisa diperoleh di LABO Studios, Institut Français, atau Instituto Cervantes.
Puas menikmati Tangier, wisatawan bisa dengan mudah melanjutkan ke kota lainnya dengan mudah. Dari ujung utara, Maroko dilengkapi dengan sistem transportasi yang sangat baik.
Jaringan kereta api berkecepatan tinggi Al Boraq merupakan awal yang bagus untuk menjelajahi negara ini.