Misteri Gajah yang Digunakan Hannibal Barca untuk Melawan Romawi

By Sysilia Tanhati, Senin, 1 Mei 2023 | 13:00 WIB
Hannibal Barca melakukan perjalanan terkenal melintasi Pegunungan Alpen dengan 100.000 tentara dan 40 gajah untuk menaklukkan Romawi. Sejarawan berusaha memecahkan misteri mengenai asal-usul gajah yang digunakan untuk melawan Romawi itu. (José Luiz)

Nationalgeographic.co.id—Hannibal Barca adalah seorang jenderal Carthage yang hebat. Sebagai jenderal, ia memiliki taktik militer yang membuat pasukan Romawi tidak berkutik. Ia melakukan perjalanan terkenal melintasi Pegunungan Alpen dengan 100.000 tentara dan 40 gajah untuk menaklukkan Romawi. Sejarawan berusaha memecahkan misteri mengenai asal-usul gajah yang digunakan untuk melawan Romawi itu.

Perjalanan luar biasa Hannibal Barca melintasi Pegunungan Alpen

Salah satu pencapaian Hannibal yang paling terkenal terjadi sekitar tahun 218 Sebelum Masehi. Dalam upaya untuk bergabung dengan sekutu anti-Romawi, Hannibal memimpin 100.000 tentara dan 40 gajah.

“Ia dan pasukan besarnya itu melakukan perjalanan berbahaya melalui Pegunungan Alpen,” tulis M R Reese di laman Ancient Origins. Banyak pasukan dan hewan terbunuh saat melintasi Pegunungan Alpen. Hingga kini, penyelesaian perjalanan Hannibal dipuja-puja sebagai salah satu momen militer terbesar dalam sejarah.

Perjalanan melintasi Pegunungan Alpen adalah perjalanan luar biasa yang membuat Hannibal masuk dalam daftar pemimpin militer terbesar dalam sejarah. Namun di sisi lain, ada banyak aspek misterius dari perjalanan yang dianalisis oleh sejarawan. Dan sebagian tidak pernah terpecahkan.

Misteri asal-usul gajah yang digunakan Hannibal untuk melawan Romawi

Salah satu misteri terbesar adalah di mana Hannibal mendapatkan kawanan gajahnya. Gajah perang telah umum digunakan secara historis. Tapi tidak jelas bagaimana Hannibal memperoleh sejumlah besar gajah.

Selama masa Hannibal, hanya ada dua spesies gajah yang tersedia. Itu adalah gajah dari Asia dan Afrika. Hannibal tinggal di Carthage, yang sekarang Tunisia, terletak di Mediterania. Wilayah ini cukup jauh dari Asia dan dari daerah selatan Sahara di mana gajah Afrika ditemukan.

Belum ditentukan apakah Hannibal menggunakan gajah Asia, gajah Afrika, atau kombinasi keduanya. Melihat karakteristik setiap jenis gajah dapat memberikan wawasan tentang spesies mana yang lebih disukai untuk kebutuhan Hannibal.

Diyakini bahwa jika diberi pilihan, Hannibal akan memilih gajah Asia. Ukurannya agak lebih kecil dari gajah Afrika sehingga lebih mudah untuk dilatih. Gajah yang digunakan untuk keperluan militer harus dilatih dengan baik. Jika tidak, gajah akan menjadi beban daripada keuntungan.

Gajah Afrika bisa lebih sulit dikendalikan dan ukurannya lebih besar. Kombinasi keduanya membuat gajah Afrika kurang cocok untuk tujuan militer. Tentu saja, ini membuat gajah Afrika kurang diminati untuk perjalanan berbahaya melintasi Pegunungan Alpen.

Gajah membutuhkan makanan dalam jumlah besar. Jadi setiap perjalanan mengangkut gajah akan menjadi rumit dan membutuhkan perencanaan cermat. (Heinrich Leutemann)

Beberapa sejarawan percaya bahwa gajah berasal dari subspesies hutan kecil gajah yang terletak di Pegunungan Atlas Maroko dan Aljazair. Gajah-gajah ini agak kecil. Gavin de Beer, dari British Museum of Natural History menulis tentang gajah-gajah ini. Ia menggambarkannya sebagai hewan yang bau dan keras. Gajah-gajah itu bisa sangat berbahaya saat menyerang.

Hanya seekor gajah yang selamat dari perjalanan melintasi Pegunungan Alpen dan perang. Dan itu diyakini sebagai gajah Asia. Nama binatang itu adalah Surus, yang berarti orang Suriah. “Ini adalah gajah yang ditunggangi Hannibal sendiri,” Reese menambahkan lagi. Surus mungkin keturunan salah satu gajah yang ditangkap oleh Ptolemaios Mesir selama kampanye mereka di Suriah. Dari sana, gajah itu dibawa kembali ke Carthage.

Ini dikutip sebagai bukti bahwa setidaknya satu gajah Hannibal adalah gajah Asia. Namun secara umum tidak mengarah pada kesimpulan bahwa semua gajah yang digunakan dalam perjalanan Alpen adalah gajah Asia. Bisa jadi Hannibal mengumpulkan gajahnya dari berbagai daerah.

Baca Juga: Menyelisik Sejarah Sirkus, dari Zaman Romawi Kuno hingga Modern

Baca Juga: 100 Tahun Gajah: Lihat Bagaimana Nat Geo Memotret Makhluk Ikonik Ini

Baca Juga: Ditakuti Gajah, Pasukan Romawi Kuno Menggunakan Babi untuk Berperang

Baca Juga: Kisah Tragis Big Mary, Gajah Sirkus Terkenal yang Dihukum Gantung

Mungkin tidak pernah diketahui secara pasti dari mana gajah Hannibal berasal. Gajah membutuhkan makanan dalam jumlah besar. Jadi setiap perjalanan mengangkut gajah akan menjadi rumit dan membutuhkan perencanaan cermat. Kemungkinan Hannibal kurang peduli dengan asal gajahnya.  Sebaliknya, ia lebih fokus pada apakah gajah bisa menjadi aset bagi pasukan militernya selama perang Punisia kedua.

Hannibal bersumpah pada ayahnya untuk membenci Romawi

Seperti sang putra, ayah Hannibal (Hamilcar) merupakan jenderal terbesar yang pernah ada untuk Punisia dan membela Carthage. Sebelum dieksekusi untuk menebus utang kerajaan, Hamilcar membuat putranya bersumpah di hadapan para dewa  untuk membenci Romawi selamanya.

Hannibal mendedikasikan hidup dan jiwanya untuk berperang melawan musuh Carthage yang paling kuat dan tak kenal lelah, Kekaisaran Romawi.

Sebagai seorang komandan perang, Hannibal dianggap sebagai model jenius dalam hal strategis dan taktis dalam peperangan, bahkan strategi perangnya terus berkembang dalam akademi militer kontemporer, bahkan hingga hari ini.

Hannibal memahami hati manusia dan memiliki kemampuan luar biasa untuk membaca kelemahan musuh yang tak terlihat. 

Hannibal benar-benar menjalankan sumpahnya untuk membenci dan melawan Romawi. Itulah yang membuatnya memimpin pasukan besar melintasi Pegunungan Alpen untuk menaklukkan Romawi.

Sayangnya, meski hampir menang, pasukan Hannibal berhasil dikalahkan oleh Romawi. Bayangkan jika Hannibal berhasil menaklukkan Romawi yang sangat berkuasa 2.000 tahun yang lalu. Ia mungkin telah mengatur dunia di jalan yang sangat berbeda dari sejarah yang terjadi hingga hari ini.