Kisah Yi Ku, Putra Mahkota Terakhir dari Dinasti Joseon Korea

By Sysilia Tanhati, Rabu, 3 Mei 2023 | 15:00 WIB
Jika Korea tidak jatuh ke tangan kolonial Jepang pada 1910, Yi Ku mungkin akan naik takhta menggantikan kakeknya. Ia adalah pangeran terakhir dari Dinasti Joseon Korea. (Yonhap)

Beberapa kendala mencegah Yi Ku menyesuaikan diri dengan baik dengan kehidupan di Korea.

Pertama, meskipun Korea bukan lagi monarki, dia ditekan oleh keluarganya untuk mengambil peran sebagai “putra mahkota”. Perkawinannya dengan seorang wanita kulit putih dan ketidakmampuan mereka untuk memiliki anak menambah tekanan. Akibatnya, kehidupan pernikahan mereka menderita.

Kedua, dia tidak fasih berbahasa Korea dan tidak memahami budaya Korea dengan baik. Pada tahun 1977, Yi Ku dan istrinya berpisah. Ketika perusahaannya bangkrut pada tahun 1979, dia kembali ke Jepang. Pada tahun 1982, pasangan tersebut bercerai. Yi Ku mulai hidup dengan seorang peramal Jepang, atau mudang, bernama Arita.

Mantan pangeran mengunjungi Korea dari waktu ke waktu hingga kematiannya pada tahun 2005, pada usia 74 tahun. Dia meninggal sendirian di Akasaka Prince Hotel, bekas kediaman orang tuanya di Tokyo.

Yi Ku dimakamkan dengan pakaian kerajaan. Lebih dari 1.000 orang, termasuk Perdana Menteri Korea, menghadiri pemakamannya. Setelah kematiannya, ia diberi gelar anumerta “Pangeran Kekaisaran Hoeun dari Korea” oleh Dewan Keluarga Yi.