Dunia Hewan: Misteri Sains, Mengapa Serangga Sangat Langka di Laut?

By Ricky Jenihansen, Minggu, 7 Mei 2023 | 18:00 WIB
Serangga adalah salah satu spesies yang paling sukses di daratan, tapi di lautan mereka sangat langka. (Shenton)

Secara tradisional, kelas Insekta (atau Hexapoda termasuk spesies non-serangga) telah dikategorikan sebagai kelompok mandiri di dalam filum Arthropoda.

Penelitian filogenetik molekuler terbaru telah mengungkapkan bahwa serangga termasuk dalam kelas krustasea. Itu menunjukkan bahwa insecta bukanlah kelompok saudara dari Crustacea tetapi hanya subset dari Pancrustacea (atau Tetraconata).

Serangga mengembangkan mekanisme kimia yang unik (Wirestock_AdobeStock)

Mereka berbagi fitur penting, kerangka luar yang terdiri dari lapisan lilin dan kutikula keras. Dalam pekerjaan sebelumnya, tim yang sama menunjukkan bahwa ketika serangga beradaptasi dengan lingkungan terestrial, mereka mengembangkan gen unik.

Gen unik itu yang menciptakan enzim yang disebut multicopper oxidase-2 (MCO2) yang membantu mereka mengeraskan kutikula menggunakan oksigen.

MCO2 memediasi reaksi di mana molekul oksigen mengoksidasi senyawa yang disebut katekolamin dalam kutikula, mengubahnya menjadi zat yang mengikat dan mengeraskan permukaan tubuh mereka.

Ini berbeda dengan krustasea yang mengeraskan kutikulanya dengan menggunakan kalsium dari air laut. Klaim tim adalah bahwa ini membuat tanah jauh lebih cocok untuk serangga karena banyaknya oksigen.

Berbeda dengan serangga yang dominan di darat dan udara, krustasea mendominasi lingkungan laut dan secara morfologis dianggap paling beragam dari semua taksa hewan

Laut sekarang menjadi lingkungan yang keras karena kekurangan oksigen dan banyaknya organisme yang beradaptasi lebih baik.

Tapi bukan hanya laut yang tidak lagi ramah bagi serangga. Pengerasan dan pengeringan kutikula melalui jalur MCO2 menghasilkan biomaterial yang tidak hanya melindungi, tetapi juga ringan.

Mereka mendalilkan bahwa ini mungkin mengapa serangga memperoleh kemampuan untuk memanjat tanaman, meluncur, dan akhirnya terbang.

Ini memungkinkan mereka untuk bermigrasi dan menempati ceruk yang sebelumnya kosong di ekosistem, kekuatan pendorong yang kuat yang menyebabkan jumlah mereka yang banyak.