Nationalgeographic.co.id—Li Cunxu (885-926) dihormati sebagai Kaisar Zhuangzong. Dia adalah seorang jenderal luar biasa dan pendiri Dinasti Tang Akhir (923-936), sebuah kerajaan selama periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan (907-979).
Dia tak terkalahkan di medan perang dan berhasil membalas dendam untuk ayah dan kaisarnya. Namun, obsesinya pada musik, seni, dan pertunjukan serta kurangnya bakat politik menyebabkan kudeta dan pemberontakan yang menggulingkan pemerintahannya.
Pada akhirnya, kaisar yang brilian ini dibakar bersama dengan alat musik kesayangannya.
Tragedi yang Terjadi pada Kaisar dan Ayah Li Cunxu
Nenek moyang Li Cunxu berjasa pada Dinasti Tang (618—907), sehingga mereka dianugerahi nama keluarga Li, sama dengan klan kerajaan Tang.
Ayahnya adalah salah satu panglima perang paling kuat di akhir Dinasti Tang, yang telah lama menjadi musuh Zhu Wen yang merusak.
Li Cunxu mulai bertempur di medan perang ketika dia baru berusia 11 tahun dan selalu berani, jadi dia sangat dihargai oleh Li Ye, Kaisar Zhaozong dari Tang.
Bertahun-tahun kemudian, panglima perang Zhu Wen menguasai kaisar, menghancurkan ibu kota Tang, dan membunuh kaisar Tang dan klan kerajaan.
Setelah Dinasti Tang berakhir, bangsa memasuki era Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan yang kacau balau.
Zhu Wen memaksa kaisar terakhir Tang untuk turun takhta dan membangun Dinasti Liang Akhir (907—923). Ayah Li Cunxu marah dan tidak mengakui Zhu Wen sebagai raja baru. Mereka terus bertarung satu sama lain, tetapi tidak ada yang bisa mencapai kesuksesan penuh.
Ayahnya pun meninggal karena sakit, dan Li Cunxu mewarisi pasukan dan tanah. Selain gelar bangsawan dan tentara ayahnya, Li Cunxu juga mengingat perintah terakhir ayahnya, yaitu mengalahkan orang-orang yang mengkhianatinya dan menggulingkan Zhu Wen untuk membalas dendam Kerajaan Tang.
Jenderal Li Cunxu yang Tak Terkalahkan dan Pembalasannya yang Berhasil