Terdengar Mustahil, Sains Mulai Selidiki Sejarah Banjir Zaman Nabi Nuh

By Ricky Jenihansen, Selasa, 16 Mei 2023 | 07:10 WIB
Kisah banjir zaman Nabi Nuh adalah salah kisah paling dikenal ajaran Agama Islam dan Kristen. (U Report)

Nationalgeographic.co.id—Sejarah banjir besar zaman Nabi Nuh adalah salah kisah paling dikenal ajaran Islam, Kristen dan Yahudi.

Kisah Nabi Nuh dan kaum yang ditenggelamkan disebutkan berulang kali dalam Al-Qur'an, kitab suci umat Islam. Bahkan ada surah khusus yang menjelaskan tentang Nabi Nuh, yaitu surah ke-17, Surah Nuh.

Allah mengutus Nabi Nuh sebagai Rasul kepada umatnya selama 950 tahun untuk mengajakKisah menyembah Allah dan meninggalkan berhala. Namun dakwah Nabi Nuh ditolak kaumnya, dan bahkan mereka tidak percaya Nabi Nuh adalah seorang rasul.

Hingga kemudian, Nabi Nuh diperintahkan membuat kapal besar untuk membawa orang-orang yang beriman. Sementara orang-orang yang mengingkari Nabi Nuh kemudian ditenggelamkan dalam banjir besar.

Kisah banjir zaman Nabi Nuh juga dijelaskan dalam Perjanjian Lama dengan sedikit berbeda. Pada Kitab Kejadian pasal 6-9, Allah mengamati perilaku jahat manusia dan memutuskan untuk mengirimkan banjir global.

Karena Nabi Nuh adalah orang pilihan, menurut kisah tersebut, Allah memerintahkannya untuk membangun bahtera bagi pengikutnya dan menyelamatkan dua dari setiap binatang, burung dan binatang melata.

Apakah banjir zaman Nabi Nuh benar terjadi?

"Satu hal yang kita tahu pasti dari geologi adalah bahwa banjir global tidak pernah terjadi," kata David Montgomery, seorang profesor geomorfologi di University of Washington di Seattle.

Montgomery juga penulis "The Rocks Don't Lie: A Geologist Investigates Noah's Flood" (W. W. Norton & Company, 2012). "Jika Anda melihatnya sebagai banjir global yang menutupi gunung tertinggi di dunia, maaf, tidak ada cukup air di Bumi untuk melakukan itu," katanya kepada Live Science.

Jika "langit" terbuka dan semua air di atmosfer turun sekaligus sebagai hujan, planet ini akan tenggelam—tetapi hanya sampai kedalaman sekitar 1 inci (2,5 sentimeter), menurut Survei Geologi AS. Itu menunjukkan tidak cukup air untuk mengangkat sampan, apalagi bahtera besar.

Tetapi bagaimana jika lebih banyak pasokan dari air di "surga" dipertimbangkan? Jika semua gletser dan lapisan es dunia mencair, maka permukaan laut akan naik lebih dari 195 kaki atau sekitar 60 meter, menurut NASA, yang akan menambah sedikit lebih banyak air.

Selain itu, sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience dengan judul "The global volume and distribution of modern groundwater", memperkirakan bahwa ada 5,4 juta mil kubik (22,6 juta kilometer kubik) air tanah yang tersimpan.

Air tanah tersebut terdapat di 1,2 mil (2 kilometer) bagian atas kerak bumi, yang cukup untuk menutupi tanah hingga kedalaman 590 kaki atau sekitar 180 meter.

Jika kita menganggap sumber banjir Nuh sebagai banjir regional dan bukan banjir global, mungkin hal itu lebih sesuai dengan temuan sains. (Ark Encounter)

Airnya banyak sekali, tetapi ada kota-kota yang tingginya ribuan kaki di atas permukaan laut, dan Gunung Everest, gunung tertinggi di Bumi, tingginya lebih dari 29.000 kaki (8.849 m) di atas permukaan laut. Selain itu, ahli geologi tidak melihat bukti sejarah banjir global dalam catatan batuan.

Kisah Alkitab memiliki bagian lain yang dipertanyakan. Misalnya, Nuh berusia 600 tahun ketika air bah mulai—kita tahu manusia tidak hidup selama itu—dan mereka hanya membawa sepasang-sepasang spesies.

Menurut para ahli, sebagian besar spesies tidak akan bertahan jika direduksi menjadi hanya dua hewan. Hal itu karena mereka tidak akan memiliki keragaman genetik yang cukup untuk menciptakan populasi yang layak.

Terlebih lagi, dalam sejarah banjir itu tidak jelas bagaimana setiap hewan dapat mencapai bahtera—bayangkan penguin berjalan terhuyung-huyung dari Antartika ke Timur Tengah.

Menurut dokumen sejarah, air bah Nuh menceritakan kembali kisah-kisah yang lebih tua, dan kemungkinan besar merupakan alegoris daripada menceritakan secara harfiah suatu peristiwa.

Ira Spar, profesor studi kuno di Ramapo College of New Jersey, mengatakan kepada Live Science bahwa kisah-kisah alkitabiah dalam Perjanjian Lama, yang ditulis antara 800 SM. dan 500 SM, kemungkinan berasal dari tradisi lisan yang lebih tua dan berbagai sumber.

Ada catatan yang sedikit berbeda tentang sejarah banjir Nuh di kitab-kitab agama lain, seperti di dalam Al-Qur'an, sementara versi awal dari bencana banjir berasal dari teks kuno Mesopotamia.

Spar mencatat bahwa ada kisah banjir Sumeria yang terekam dalam fragmen-fragmen yang berasal dari akhir milenium ketiga SM.

"Siapa yang tahu seberapa jauh ke belakang ceritanya?" kata Spar."

Jika kita menganggap sumber sejarah banjir Nuh sebagai banjir regional dan bukan banjir global, maka tidak terlalu mengada-ada. Montgomery menjelaskan bahwa beberapa banjir yang "masuk akal secara geologis" dapat terjadi yang menginspirasi cerita tersebut.

Misalnya, pada akhir 1990-an, ahli kelautan William Ryan dan Walter Pitman berhipotesis pada pertemuan American Geophysical Union bahwa sekitar 7.500 tahun yang lalu, Laut Mediterania mulai mengalir ke Laut Hitam yang saat itu terisolasi.

Baca Juga: Sibak Hipotesis Lokasi-Lokasi Tempat Dibuatnya Bahtera Nabi Nuh

Baca Juga: Mengapa Ada Banyak Cerita Seperti Banjir Besar di Seluruh Dunia?

Baca Juga: Apakah Bahtera Nabi Nuh yang Disebut Kitab Suci Bakal Ditemukan?

Baca Juga: Pencarian Bahtera Nabi Nuh, Benarkah Berada di Turki? 

Hal itu menyebabkan sejarah banjir besar di sekitar Laut Hitam, yang dapat menyebabkan banjir besar di sekitar Laut Hitam menjadi asal muasal banjir Nuh. Jurnal Science melaporkan pada 1998 dengan tajuk "Black Sea Deluge May Have Helped Spread Farming". 

"Hal itu akan menjadi peristiwa yang mengganggu yang membanjiri seluruh dunia yang diketahui oleh orang-orang yang tinggal di sana, dan itu bisa berlanjut menjadi sejarah banjir Nuh dengan beberapa orang yang selamat yang melarikan diri ke Mesopotamia," kata Montgomery.

Sebuah studi tahun 2009 yang diterbitkan dalam jurnal Quaternary Science Review berjudul "Was the Black Sea catastrophically flooded in the early Holocene?" meneliti tentang banjir zaman Nabi Nuh. Penelitian itu berpendapat bahwa sejarah banjir akan jauh lebih kecil daripada yang diusulkan Ryan dan Pitman, jika memang terjadi.

Namun, meskipun inspirasi sejarah banjir Nuh terbuka untuk diperdebatkan, ada banyak kisah banjir lain dari seluruh dunia yang tampaknya terinspirasi oleh peristiwa regional.

Montgomery mengatakan bahwa banyak cerita penduduk asli Amerika di Pasifik Barat Laut, misalnya, melibatkan sejarah banjir yang sangat mirip dengan tsunami, dengan ombak besar menerjang pantai.

Hal yang sama berlaku untuk cerita dari pantai aktif seismik Amerika Selatan dan kepulauan Pasifik Selatan.