Cerita Moctezuma II, Kaisar Aztec yang Kehilangan Kekaisaran

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 17 Mei 2023 | 09:00 WIB
Pemahkotaan Kaisar Moctezuma II sekitar tahun 1503. Dia menjadi pemimpin Kekaisaran Aztec yang harus menghadapi Spanyol. (Diego Durán/Biblioteca Digital Hispánica)

Nationalgeographic.co.id—Betapa malang nasib Moctezuma II. Dia memimpin Kekaisaran Aztec sebagai kaisar kesembilan dari 1503 sampai 1520. Pada masanyalah, penakluk Spanyol datang ke Meksiko di bawah pimpinan Hernan Cortez. Kelak, kedatangan Spanyol ini menyingkirkannya, sebagai kaisar yang kehilangan kerajaannya.

Pemahkotaan Moctezuma II sebagai penguasa Kekaisaran Aztec adalah saat umurnya sekitar 37 tahun. Dia menggantikan pamannya, Ahuitzotl, setelah sebelumnya menjadi jenderal. Moctezuma II sendiri adalah putra dari kaisar keenam Kekaisaran Aztec, Xochicueyetl.

Karir awal Moctezuma II sebagai jenderal di bawah Ahuitzotl begitu gemilang. Pamannya berambisi untuk memperluas Kekaisaran Aztec. Berbagai kampanye militer diikutinya, sehingga memiliki berbagai pengalaman dan pengetahuan tentang negerinya, agar kelak bisa menjadi penguasa Aztek. Kelihaiannya pun di medan tempur sebagai pemimpin militer dikenal cakap.

Pamannya baru meninggal setahun sebelum Moctezuma II dimahkotai. Pada saat itu, Kekaisaran Aztec telah terbentang dari yang kita sekarang sebagai Amerika Serikat di bagian sleatan, hingga beberapa bagian di selatan Amerika Tengah.

Karena kekaisarannya luas membentang, akan sulit bagi penguasa Aztec untuk mengendalikan masyarkaatnya. Maka, tidak jarang saat Moctezuma II menjabat, terjadi pemberontakan untuk merdeka dari Aztec.

Moctezuma II justru merespon para pemberontak dengan cara yang brutal, agar terbentuknya rasa ketakutan. Alih-alih tunduk, tindakan yang dilakukannya justru membuat para pemberontak memiliki kebencian terhadap suku Aztec.

Walau dikenal sebagai politisi lihat, Moctezuma II menerapkan konsep politik yang elitis. Seperti biasa, ia menerapkan kebijakan yang keji untuk menyelesaikan konflik. Kebijakan ini pada akhirnya memengaruhi para bangsawan dan pejabat kerajaan, karena Moctezuma II berniat melakukan reformasi agar tidak mengurangi potensi ancaman di pemerintahan.

Lewat kebijakannya, ia menetapkan para bangsawan agar tinggal secara permanen di ibukota Kekaisaran Aztec, Tenochtitlan. Ini adalah kebijakan untuk sentralisasi pemerintahan, yang membuat kawasan-kawasan terluar Aztec, justru sedikit kehilangan kendali.

Belum lagi, ia menerapkan sistem pajak yang tinggi setelah adanya bencana alam pada masa awal-awal menjabat. Hal ini menyebabkan kelaparan di beberapa daerah Kekaisaran Aztec karena peningkatan pajak.

Angin ancaman kepenguasaan Moctezuma II bertiup dari arah timur. Tahun 1517, kaisar mendapat kabar bahwa orang asing dengan kapal yang sangat besar dan tidak pernah dibuat oleh siapapun yang pernah dilihat oleh orang Aztec, tiba di sekitar Semenanjung Yucatan.

Kedatangan Spanyol berdampak buruk bagi Kekaisaran Aztec. Spanyol berjumpa dengan penguasa-penguasa lokal yang pernah ditaklukkan Aztec pada April 1519, dan membuat aliansi dengan mereka. Aliansi ini bertujuan untuk menentang pemerintahan kekaisaran. Baik Spanyol maupun penguasa lokal bahkan membantai mereka yang setia pada Kekaisaran Aztec.

Cortez semakin masuk ke delam kawasan Kekaisaran Aztec. Melihat ini, Moctezuma II tidak mengambil langkah aksi militer, walau secara jumlah akan unggul. Moctezuma II justru menyuap mereka dengan berbagai hadiah dengan tujuan agar orang Spanyol pergi.