Ketika Dewa-dewi Mitologi Yunani Mulai Damai, Manusia Tercipta

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 24 Mei 2023 | 10:00 WIB
'Penciptaan Adam' karya Michelangelo. Setiap budaya punya kepercayaan masing-masing tentang awal mula manusia diciptakan. Bagaimana dengan menurut mitologi Yunani kuno? (Michelangelo)

Nationalgeographic.co.id—Setiap budaya punya keyakinan bahwa segala hal di dunia punya permulaan, termasuk asal-usul manusia. Orang Yunani kuno, punya kisah mitologi tentang asal-usul manusia yang berhubungan dengan kuasa para dewa yang menyebabkan cinta, rasa sakit, dan pertikaian.

Hesiod, penyair Yunani yang hidup sekitar abad ke-8 SM membuat karya berjudul Theogony. Di dalam karyanya, ada kisah lengkap mitologi Yunani kuno yang berhubungan dengan asal-usul manusia.

Dalam ceritanya, seperti pada awalnya mitologi tentang penciptaan alam semesta Yunani kuno, alam semesta hanyalah kekacauan dan kehampaan (keos). Kekacauan itu diikuti munculnya beberapa dewa awal yang atau personifikasi di antaranya, Gaia sang dewi bumi, Eros sang dewa cinta, Erebus kegelapan dunia bawah, dan Nyx sang malam.

Gaia sebenarnya bukan sejenis dewa, tetapi penggambaran untuk Bumi. Kemudian ia menjadi rumah bagi para dewa, ketika para dewa dan titan berangsur-angsur lahir. Pendangan Hesiod terkait awal mula penciptaan manusia ini, sedikit mirip dengan mitologi penciptaan Sumeria, tentang Bumi sebagai tempat tinggal para dewa.

Gaia kemudian melahirkan Uranus sang dewa langit dan Okeanos sang dewa lautan. Semua yang lahir dan muncul itu kemudian kawin dan beranak, dan ada juga yang saling kawin dengan anak Gaia. Gaia kawin dengan Uranus yang kemudian melahirkan berbagai dewa pertama yang memerintah salah satunya, Kronos, tiga Cyclope, dan 12 titan (makhluk raksasa).

Para dewa-dewi awal mitologi Yunani ini kemudian mengalami konflik. Uranus mengutuk membuang anak-anaknya di bawah tanah atau bisa dimaknai di dalam Gaia. Bahkan, Uranus memblokir pintu masuk pembuangannya di rahim Gaia. Gaia pun meminta anak-anaknya melawan Uranus.

Dari sinilah, terjadi babak paling terkenang dalam mitologi Yunani ketika Kronos melangkah maju menghadapi Uranus yang sedang bersenggama dengan Gaia. Ia menghunus senjatanya yang diberikan sang ibu, untuk memotong alat kelamin Uranus.

Alat kelamin itu kemudian dilempar ke laut, sehingga darahnya jatuh ke Bumi, tetapi justru melahirkan lebih banyak dewa seperti Afrodit, Erinyes, berbagai raksasa, dan bidadari.

Perlawanan Kronos membuat Uranus tidak lagi berkuasa sebagai pemimpin para dewa. Kronos menggantikannya.

Gaia pun masih mengingatkan putranya itu bahwa masalah belum selesai, karena kelak akan terjadi hal yang sama pada Kronos. Maka, sebelum hal itu terjadi, Kronos pun menelan semua anak-anaknya. Dia juga mengirim saudara-saudaranya, para Siklop, dan para Titan ke Tartarus (dunia gelap) karena hanya akan menimbulakan masalah.

Anaknya yang terakhir, Zeus diselamatkan oleh Gaia dan Rhea (istri Kronos). Bayi Zeus diungsikan di Pulau Kreta dan dirawat oleh Metis, salah satu Titan yang tersisa. Pada waktu yang tepat, ia berhasil datang ke Olympus untuk menyerang Kronos agar saudara-saudarinya yang ditelan, dimuntahkan.

Dari sinilah, Zeus berkuasa bersama saudara-saudarinya seperti Demeter, Hera, Hestia, Hades, dan Poseidon setelah berhasil memberontak ayah mereka. Para Titan yang tidak mendukung Kronos juga dibebaskan oleh Zeus saat pemberontakan berlangsung.

Salah satu Titan ini adalah Prometeheus. Ketika dunia para dewa telah tenteram dan Zeus membagi alam semesta kepada saudara-saudarinya, Prometeheus di waktu yang setelah berbagai waktu pertikaian antar-dewa, menciptakan manusia. Ia menciptakannya dari lumpur dan dibantu Athena sebagai peniup nafasnya.

(Public Domain/ Wikimedia Commons)

Hal ini dilakukan karena Prometheus memang punya keterampilan untuk membuat berbagai makhluk hidup di Bumi. Akan tetapi, saat menciptakan manusia ia tidak menciptakannya secara sempurna karena kemampuannya telah habis untuk makhluk lain. Makanya, manusia punya bentuk yang bisa berdiri tegak seperti para dewa dan ia memberinya api.

Melihat ciptaan Prometheus ini, Zeus marah karena tidak menyukai manusia. Prometheus justru menyukai manusia sebagai ciptaan favoritnya. Zeus meminta agar mereka mempersembahkan sebagian dari setiap hewan yang dikorbankan kepada para dewa.

Karena kecintaannya kepada manusia, Prometheus menipu Zeus. Singkatnya, Zeus menghukum Prometheus dan para manusia awal. Hukuman yang diberikan adalah menciptakan salah satu manusia bernama Pandora yang menjadi wanita pertama.

Zeus memberikan Pandora berupa kotak atau guci sebagai hadiah, tetapi tidak diizinkan untuk membukanya. Isi guci itu adalah kesialan, penyakit, dan malapetaka, tetapi di bagian paling dasarnya ada harapan.

Sementara Prometheus dikutuk dan disiksa di Gunung Kaukasus. Di sana, ia dirantai dan hatinya akan dimakan oleh elang setiap malam. Sementara siang, hatinya akan pulih supaya bisa dimakan elang lagi di malam harinya.

Dalam mitologi Yunani, makhluk setengah dewa bernama Heracles bersama Chiron—seorang Centaur, kelak akan membebaskan Prometheus dari siksaan berkala itu.