Nationalgeographic.co.id—Dikutip dari laman UNESCO, sejarah Kebun Raya Bogor menunjukkan kebun botani ini mewarisi nilai-nilai universal yang luar biasa. Nilai kekayaan warisan Kebun Raya Bogor tidak hanya variasi jenis tanamannya saja melainkan juga bentang lahan, bangunan bersejarah, artefak, ilmu botani, alam dan lingkungan yang terjaga dari generasi ke generasi selama lebih dari 200 tahun.
Kebun Raya Bogor memiliki luas mencapai 87 hektar dengan 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Sejarah Kebun Raya Bogor menjadi identitas bangsa serta memberikan kontribusi pembangunan ekonomi global. Reputasi sejarahnya melahirkan banyak lembaga penelitian dan menjadi pusat penelitian biologi tropis kelas dunia.
Penemuan-penemuan ilmiah bidang botani yang dihasilkan dari pusat penelitian botani tropis Kebun Raya Bogor berkontribusi pada kesejahteraan umat manusia. Sebut saja penelitian tanaman domestik berbagai tanaman ekspor.
Inovasi dalam bidang ekonomi menghasilkan peningkatan kekayaan pemerintah Belanda kala itu melalui agroindustri spesies yang eksotis kopi, teh, kina, tembakau, dan masih banyak lagi.
Dalam catatan sejarah perkembangan Kebun Raya Bogor yang dikutip dari laman kebunraya, pada mulanya kebun ini hanya digunakan sebagai kebun percobaan tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan di Hindia Belanda.
Akan tetapi, ketika Kebun Raya Bogor didirikan, pada kenyatannya menjadi momentum bagi ilmuwan bidang botani di Indonesia untuk membuat suatu wadah penelitian.
Beberapa Lembaga penelitian yang lahir seiring dengan berdirinya Kebun Raya Bogor diantaranya Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), Museum dan Laboratorium Zoologi.
Pun, tercatat ada 24 lembaga penelitian yang dihasilkan dari Kebun Raya Bogor termasuk di tahun 1967 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berdiri.
Tepatnya pada tanggal 18 Mei 1817, Profesor Caspar Georg Karl Reinwardt seorang ahli botani asal Jerman mendirikan kebun botani di sebelah rumah peristirahatan gubernur jenderal untuk tujuan penelitian. Tanggal ini menjadi awal tapak sejarah Kebun Raya Bogor.
Pada usia yang masih muda Reinwardt sudah menjadi profesor sejarah alam di Universitas Harderwijk Belanda. Bahkan pada usia 30 tahun, ia sudah menjadi rektor disana.
Pada tahun 1816, pemerintah Belanda memintanya untuk menjadi Direktur Pertanian, Seni, dan Pendidikan di Pulau Jawa dan ia langsung memulai penelitiannya dalam bidang botani.