Batu Berukir di Arab Berusia 8.000 Tahun, Megastruktur Tertua di Dunia

By Ricky Jenihansen, Jumat, 19 Mei 2023 | 13:00 WIB
Batu berukir yang terdapat di Jazirah Arab diperkirakan berusia lebih dari 8.000 tahun, menjadikannya megastruktur tertua di dunia. (SEBAP & Crassard et al.)

Penemuan baru-baru ini tentang desain mirip arsitektur yang terukir di bebatuan di Yordania dan Arab Saudi telah mengungkapkan bagaimana manusia Neolitik mungkin telah merencanakan "jebakan besar" ini.

Penulis penelitian membuat perhitungan matematis untuk membandingkan diagram layang-layang atau batu berukir dengan bentuk dan dimensi layang-layang yang diketahui. Contoh pertama mereka adalah monolit kapur batu berukir dari situs arkeologi Jibal al-Khashabiyeh di Yordania.

Batu setinggi hampir 3 kaki (80 sentimeter) menjadi kanvas yang bagus untuk orang prasejarah, yang mengukir garis panjang seperti layang-layang yang mendorong hewan ke kandang berbentuk bintang, yang memiliki delapan cekungan berbentuk cangkir yang melambangkan lubang perangkap.

Batu itu memiliki teknik ukiran yang berbeda, tetapi tidak diketahui apakah itu mewakili karya satu orang atau beberapa orang, studi penulis pertama Rémy Crassard, seorang arkeolog di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis (CNRS), mengatakan kepada Live Science.

Contoh kedua, dari Wadi az-Zilliyat di Arab Saudi, menunjukkan dua layang-layang yang diukir menjadi batuan sedimen besar dengan tinggi lebih dari 12 kaki dan lebar hampir 8 kaki (sekitar 4 kali 2 meter).

Batu berukir yang ditemukan para arkeolog di Semenanjung Arab, diduga berusia 8.000 tahun. Temuan ini manandai bagian megastruktur tertua di dunia. (Crassard et al.)

Meskipun dibuat dengan gaya yang berbeda dari Jordan, diagram layang-layang Arab Saudi juga menggambarkan garis penggerak, penutup berbentuk bintang, dan enam tanda cangkir di ujung titik.

Layang-layang terkenal sulit ditentukan usianya karena tersusun dari bebatuan dan lubang, yang berarti layang-layang biasanya tidak memiliki bahan organik yang dapat diuji dengan penanggalan radiokarbon.

Tetapi berdasarkan perbandingan dengan layang-layang terdekat yang terkait dengan sedimen dan sisa-sisa organik, tim memperkirakan bahwa kedua situs ini berasal dari sekitar 8.000 tahun yang lalu, sekitar akhir periode Neolitik di Arab.

Crassard dan rekannya dengan Globalkites Project kemudian secara kuantitatif membandingkan diagram potongan batu berukir dengan lusinan struktur layang-layang yang diketahui melalui pemodelan grafik geografis.

Perbandingan matematis dari ukiran dengan layang-layang yang terdokumentasi mengungkapkan skor kesamaan. Diagram dari Yordania ditemukan paling mirip dengan layang-layang yang berjarak 1,4 mil (2,3 kilometer).

Sedangkan diagram dari Arab Saudi paling mirip dengan layang-layang 10 mil (16,3 kilometer) jauhnya dan sangat dekat dengan yang lain sejauh 0,87 mil (1,4 km).