Nationalgeographic.co.id—Diana adalah dewi persalinan, dewi kesuburan, dewi bulan serta dewi pelindung binatang buas dalam mitologi Romawi. Namun, dia paling dikenal sebagai dewi perburuan, dengan hewan sucinya adalah rusa. Padanannya dalam mitologi Yunani adalah Artemis.
Diana, putri Jupiter dan saudara kembar Apollo
Diana adalah putri Jupiter dan Latona, dewi malam yang gelap dalam mitologi Romawi. Sayangnya, Latona membuat Juno sangat cemburu. Juno adalah istri Jupiter.
“Marah dan cemburu, Juno membuang dewi yang sedang hamil ke bumi,” tulis Donald L. Wasson di laman World History Encyclopedia. Ia menyatakan bahwa tidak seorang pun, fana atau abadi, yang akan menunjukkan belas kasihan pada Latona.
Didorong oleh kemarahan Juno, Latona pun mengembara ke pedesaan dalam keadaan lelah dan haus. Lelah, dia akhirnya datang ke pantai di mana dia meminta bantuan kepada Neptunus, dewa laut dan saudara laki-laki Jupiter. Mendengar permohonannya dan mengabaikan ancaman Juno, sang dewa mengirim lumba-lumba untuk membawa Latona ke Pulau Delos. Di pulau itu ia pun melahirkan Apollo dan Diana.
Diana yang mahir memanah dalam mitologi Romawi
Dalam sebagian besar karya seni Romawi, Diana digambarkan memiliki senjata busur dan anak panah. Menurut sebagian besar catatan, keahliannya dengan busur tidak diragukan lagi sama dengan saudara kembarnya Apollo.
Mitos Niobe dan Orion memberikan gambaran yang baik soal keahlian memanah Diana.
Suatu hari Latona yang bangga dengan santai membual bahwa anak-anaknya unggul dalam kecantikan, kecerdasan, dan kekuatan. Niobe, putri Raja Tantalus, tidak percaya pada omongannya itu.
Ibu sombong dari 14 anak—tujuh laki-laki dan tujuh perempuan–mengejek Latona karena hanya memiliki dua anak. Karena dengki, Niobe melarang rakyatnya untuk menyembah Apollo atau Diana; dia bahkan menghancurkan patung mereka.
Latona sangat marah dan menyuruh Apollo dan Diana untuk membunuh ke-14 anak Niobe. Mengikuti keinginan ibu mereka, Apollo membunuh tujuh anak laki-laki sementara Artemis membunuh tujuh anak perempuan.
Iba melihat Niobe yang menangis, para dewa mengubahnya menjadi patung yang ditempatkan di Gunung Sipylus tempat anak-anaknya dibunuh.