Investigasi Global: Ekspor Pasir Laut Merusak Lingkungan, Sarang Mafia

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 3 Juni 2023 | 08:00 WIB
Isu penambangan pasir kembali mengemuka setelah pemerintah menerbitkan regulasi baru yang membuka kembali keran ekspor pasir laut dari Indonesia. (Calistemon/Wikimedia Commons)

"Di Bihar, India, misalnya, mafia tambang pasir umumnya berasal dari kasta yang lebih tinggi. Mereka dengan paksa merampas tanah pertanian dari kasta yang lebih rendah," beber ERC.

"Aksi mereka terkadang melibatkan kontak senjata antara kelompok mafia yang berbeda. Kami mewawancarai warga sipil yang menjadi korban kekejaman mafia tambang pasir di wilayah tersebut," paparnya lagi.

Ketiga, tim ERC menginvestigasi bagaimana penambangan pasir berdampak pada kelompok rentan, seperti perempuan.

Tim ERC mewawancarai perempuan-perempuan dari Kenya, Indonesia, Kamboja, dan India. Penambangan pasir bukan hanya merusak rumah mereka, melainkan juga lahan pertanian mereka dan mengancam ketahanan pangan.

Di Indonesia, tim ERC mewawancarai sekelompok ibu yang melawan perusahaan penambangan pasir di Pasar Seluma, Provinsi Bengkulu, dengan protes damai dan simbolik.

Di sana, penambangan pasir laut oleh PT Flaminglevto Baktiabadi dituding mengancam ekosistem remis-kerang laut yang merupakan sumber pendapatan dan protein bagi masyarakat adat Serawai.

Dari semua hasil investigasi ERC, ada indikasi kuat bahwa penambangan pasir berdampak buruk pada lingkungan dan komunitas. Apalagi tidak ada aturan atau badan global yang memonitor eksploitasi pasir, yang merupakan sumber daya kedua terbanyak yang digunakan setelah air.

"Kami berharap temuan ini bisa menjadi rujukan bagi pembuat kebijakan di tingkat regional, nasional, dan global untuk membuat peraturan yang melindungi lingkungan dan kelompok rentan dari penambangan pasir yang merusak," kata ERC.

Kolaborasi global ERC ini terwujud berkat dukungan berbagai donor dan mitra. Mereka adalah Center for Investigative Reporting Sri Lanka (Srilangka), Kontinentalist (Singapura), Mekong Eye (Kamboja, Vietnam, Thailand), The Initium (China), Science Africa (Kenya), Tempo (Indonesia), The Reporter (Taiwan), NBC News (USA), The Philippine Center for Investigative Journalists (Filipina), dan Ukaalo (Nepal).

Artikel ini meripakan bagian dari Program National Geographic Indonesia bersama #SayaPilihBumi dan #SisirPesisir.