Misteri Jamur, Mengapa Berkeringat untuk Mendinginkan Tubuh?

By Ricky Jenihansen, Jumat, 9 Juni 2023 | 13:00 WIB
Para peneliti mengamati misteri jamur dengan infra merah dan mendapati bahwa jamur berkeringat untuk mendingin. (Alexander_Volkov/Getty Images)

Pikirkan tentang keluar dari kamar mandi, kata Casadevall kepada Live Science. Saat Anda terendam air, Anda merasa dingin karena sebagian air di kulit Anda menguap, membawa panas bersamanya.

Memahami keringat jamur agar tetap dingin dapat berimplikasi pada kesehatan manusia. (Misha Kaminsky)

Tim kemudian menciptakan semacam pendingin ruangan bertenaga jamur. Mereka memasukkan jamur —Agaricus bisporus, yang biasa dijual di supermarket sebagai portobello dan jamur putih, di antara nama lain—ke dalam kotak styrofoam dengan lubang di setiap sisinya.

Sebuah kipas ditempatkan di luar salah satu lubang, dan mereka memasukkan "MycoCooler" ini ke dalam wadah yang lebih besar dan menyalakan kipas untuk mengalirkan udara ke jamur.

Setelah 40 menit, udara dalam wadah yang lebih besar turun dari sekitar 100 derajat Fahrenheit (37,8 derajat Celcius) menjadi sekitar 82 F (27,8 C). Jamur telah menurunkan suhu melalui pendinginan evaporatif, menggunakan panas di udara untuk mengubah air cair menjadi gas.

Para ilmuwan masih tidak yakin mengapa jamur ingin tetap dingin.

Mereka berspekulasi bahwa hal itu mungkin ada hubungannya dengan menciptakan kondisi optimal untuk pembentukan spora, atau mungkin membantu jamur menyebarkan spora mereka. Dengan mengubah suhu, mungkin akan menyebabkan angin kecil yang dapat meniup spora.

Mungkin juga fenomena ini disebabkan oleh hal lain sama sekali. Misalnya, evapotranspirasi juga meningkatkan kelembapan, dan ketika ditanya apakah mungkin jamur mencoba untuk tetap lembab, dan pendinginan hanyalah produk sampingan, Casadevall mengatakan hal itu bisa terjadi.

Memahami alasan di balik fenomena pendinginan pada misteri jamur, dan semua jamur lainnya dapat membantu kita memahami bagaimana jamur berinteraksi dengan lingkungannya dan organisme lain— termasuk diri kita sendiri.

Penyakit jamur diperkirakan membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun, banyak dari mereka adalah orang dengan gangguan kekebalan.

Namun, saat ini, orang juga memiliki perlindungan dari infeksi jamur karena kita berdarah panas, dan jamur tidak tumbuh dengan baik pada suhu tubuh kita, kata Casadevall. 

Tetapi dengan perubahan iklim, jamur dapat mulai beradaptasi dengan suhu yang lebih hangat—berpotensi membuat mereka lebih mudah menginfeksi manusia.

Sebagian misteri jamur memang terungkap. Jika kita memahami mengapa jamur lebih menyukai suhu yang lebih dingin, itu mungkin dapat membantu kita menghambat infeksi jamur, kata Casadevall.

Namun sejauh ini, penelitian baru ini cenderung menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Para peneliti yang terlibat ternyata malah makin tidak mengerti mekanisme dalam misteri jamur tersebut.

“Saya pikir jika kita dapat memahami alasannya—mengapa mereka ingin sedikit lebih dingin dari lingkungan?, kita akan belajar banyak.” kata Casadevall.