Kitsune, Siluman Rubah Hobi Merasuki Tubuh Manusia di Mitologi Jepang

By Hanny Nur Fadhilah, Sabtu, 10 Juni 2023 | 07:30 WIB
Kitsune adalah sebutan untuk rubah dalam mitologi Jepang. (Villain Fandom)

Nationalgeographic.co.id - Kitsune adalah rubah legendaris dalam mitologi Jepang. Siluman rubah yang baru lahir dapat dengan mudah berbaur dengan sekumpulan rubah biasa. Mereka harus mendapatkan penampilan magis mereka seiring waktu.

Misalnya, setiap seratus tahun, Kitsune menumbuhkan ekor baru. Dia dapat memiliki total hingga sembilan ekor. Di tahun-tahun terakhirnya, bulu merahnya mungkin mulai berubah menjadi emas, lalu akhirnya putih.

Saat Kitsune mencapai ulang tahunnya yang keseratus, dia bisa mulai berubah bentuk. Ini adalah sebuah trik yang membuatnya sangat sulit untuk dijelaskan. Rubah ajaib ini suka mengambil bentuk manusia.

Mereka cenderung memilih sosok yang sangat dihormati: wanita muda yang anggun atau pendeta tua yang bijak. Jika mereka sedang dalam mood pembuat onar, mereka juga bisa berperan sebagai manusia yang pernah mereka lihat sebelumnya: seorang pangeran yang bisa memimpin pasukan atau musuh yang perlu dipermalukan. Untungnya, penyamaran rubah jarang sempurna. 

Dalam mitologi Jepang, beberapa Kitsune tertua dan terkuat juga bisa mengambil bentuk lain. Mereka diketahui muncul sebagai pohon yang sangat tinggi dan bulan kedua di langit. Beberapa dari mereka bahkan bisa menghilang. 

Namun apa pun bentuk Kitsune dalam mitologi Jepang, akan selalu ada kelemahan. Dia harus menjaga hoshi no tama, bola bercahaya atau permata warna-warni, yang memiliki kekuatan sihir. Bola itu berisi jiwanya, dan tanpanya, dia akan menjadi tidak berdaya dan mati. 

Dalam wujud manusia, Kitsune biasanya memakai hoshi no tama sebagai jimat. Namun dalam wujud rubah, mereka membawa bola ajaib di mulutnya atau mengikatnya di ekor.

Kepribadian

Tidak ada dua Kitsune yang persis sama, dan semuanya adalah karakter yang kompleks. Kecerdasannya yang tinggi dan kreativitasnya yang tak terbatas membuat mereka sulit ditebak. Namun, mereka dapat dibagi secara luas menjadi dua kelompok: zenko dan yako.

Zenko adalah rubah baik yang melayani Inari, dewi beras dan kemakmuran. Zenko sering tampil sebagai pendeta, untuk membawa kebijaksanaan bagi manusia.

Mereka membawa pesan kepada penguasa atau menjadi penjaga rumah tangga tertentu, membawa kekayaan dan kebahagiaan bagi keluarga. Mereka menyelesaikan perselisihan antara manusia dan rubah jahat, dan biasanya memihak manusia.

Yako adalah rubah jahat. Sementara rubah zenko bisa nakal, rubah yako bisa benar-benar merusak. Mereka merusak reputasi, mencuri barang berharga, dan bahkan memikat pelancong ke dalam perangkap yang mematikan.