Sejarah Perang Salib Adalah Pertanyaan Rumit dengan Banyak Jawaban

By Ricky Jenihansen, Jumat, 16 Juni 2023 | 08:00 WIB
Lukisan abad ke-19 M karya Émil Signol berjudul (Palace of Versailles, France)

Nationalgeographic.co.idSejarah Perang Salib tidak sesederhana mengatakan itu adalah perang antara Kristen dan Islam, tapi jauh lebih rumit.

Sejarah Perang Salib adalah pertanyaan rumit dengan banyak jawaban yang bahkan masih menjadi perdebatan sejarawan hingga saat ini.

Secara definisi, sejarah Perang Salib dapat dikatakan sebagai serangkaian kampanye militer yang diselenggarakan oleh kekuatan Kristen.

Tujuannya adalah untuk merebut kembali Yerusalem dan Tanah Suci dari kendali Peradaban Islam.

Setidaknya ada delapan perang salib yang disetujui secara resmi antara 1095 M dan 1270 M, meski ada banyak lagi yang tidak resmi. Setiap kampanye bertemu dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan.

Akan tetapi, pada akhirnya, tujuan yang lebih luas, yaitu untuk merebut Yerusalem dan Tanah Suci dari tangan peradaban Islam tetap saja gagal.

Namun demikian, daya tarik dari cita-cita perang salib terus berlanjut hingga abad ke-16 M. Tujuan artikel ini adalah untuk mempertimbangkan faktor-faktor apa yang memotivasi para tentara salib, dari Paus hingga prajurit yang paling rendah hati.

Terutama untuk kampanye militer pertama dalam sejarah Perang Salib, dan rangkaian kampanye militer yang mengikutinya.

Siapa yang Menginginkan Perang Salib?

Seperti yang dicatat oleh sejarawan J. Riley-Smith, sejarah Perang Salib adalah pertanyaan rumit dengan banyak jawaban.

Tidak dapat dipungkiri dan harus diakui bahwa perang salib itu sulit, membingungkan, menakutkan, berbahaya, dan mahal bagi pesertanya, dan antusiasme yang terus-menerus ditampilkan selama berabad-abad tidak mudah untuk dijelaskan.

Diperkirakan setidaknya 90.000 pria, wanita, dan anak-anak dari semua kelas dibujuk oleh para pemimpin politik dan agama untuk berpartisipasi dalam Perang Salib Pertama (1095-1102 M).