Kisah Tenka Goken, Lima Pedang Suci Samurai Kekaisaran Jepang

By Sysilia Tanhati, Jumat, 16 Juni 2023 | 14:00 WIB
Samurai dan pedangnya menjadi bagian penting dari sejarah Kekaisaran Jepang. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan memiliki dampak budaya yang besar pada nilai-nilai Jepang dan citra bangsa. (Yasutsuna/Tokyo National Museum)

Nationalgeographic.co.id—Samurai dan pedangnya menjadi bagian penting dari sejarah Kekaisaran Jepang.  Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan memiliki dampak budaya yang besar pada nilai-nilai Jepang dan citra bangsa.

Dikenal sebagai pedang terbaik di dunia, katana sangat tajam sehingga dikatakan mampu menembus tulang lawan sang samurai.

Ini berarti, tentu saja, pembuat pedang samurai merupakan bagian dari para pembuat pedang terbaik di dunia. Saat ini, hanya pengrajin berlisensi yang dapat meniru katana legendaris. “Ironisnya, seni menempa katana perlahan-lahan mati selama sekitar 200 tahun terakhir,” tulis Kevin Murasaki di laman Japan Insider.

Karena itu, katana terkenal sering diwariskan dari generasi keluarga atau bahkan disimpan di museum, kuil, dan kediaman kaisar.

Tenka Goken, lima pedang suci samurai di Kekaisaran Jepang

Tenka Goken, juga dikenal sebagai “Lima Pedang di Bawah Langit”. Ini adalah pedang terbaik dari yang terbaik, lima katana terhebat yang pernah dibuat. Tiga di antaranya adalah harta nasional, satu peninggalan suci Buddhisme Nichiren, dan yang terakhir adalah properti Kekaisaran Jepang.

Istilah Tenka Goken adalah pengetahuan umum di kalangan pembuat pedang di Kekaisaran Jepang. Namun istilah tersebut tidak secara resmi muncul dalam catatan sampai Era Meiji (1868-1912).

Lima pedang yang membentuk Tenka Goken adalah Dojigiri Yasutsuna, Mikazuki Munechika, Onimaru Kunitsuna, Odenta Mitsuyo, dan Juzumaru Tsunetsugu.

Dojigiri Yasutsuna – Pembunuh Iblis Shuten Doji

Dojigiri Yasutsuna sepanjang 80cm adalah harta nasional Kekaisaran Jepang dan dibuat oleh Ohara Yasutsuna pada Periode Heian (794-1185).

Dikatakan bahwa Yasutsuna menempa pedang tersebut agar cukup tajam untuk membunuh iblis bernama Shuten Doji. “Saat itu, Shuten Doji sedang mengamuk di Kyoto,” tambah Murasaki.

Atas perintah dari kaisar, seorang samurai bernama Minamoto no Yorimitsu (Yorimitsu dari Minamoto) membunuh iblis tersebut dengan pedang. Karena itu, pedang diberi nama Dojigiri yang berarti “tebasan Doji”.