Sejarah Pengobatan Ekstrem: Linda Hazzard Biarkan Pasiennya Kelaparan

By Galih Pranata, Sabtu, 17 Juni 2023 | 15:01 WIB
Adegan dalam drama Kate Barton Fast, di mana 'dr.' Linda Hazzard diperankan oleh Caroline Lawrie. Drama yang menegangkan, menggambarkan sejarah pengobatan ekstrem Linda Hazzard yang membiarkan pasiennya kelaparan hingga meninggal dunia. (Theatre Things)

Nationalgeographic.co.id—Linda Hazzard Beberapa puluh tahun silam, sebelum dunia medis mengalami perkembangannya yang signifikan, pasien-pasien sakit kerap berhadapan dengan risiko medis.

Sebagaimana sejarah pengobatan klasik, barangkali nama Linda Hazzard menjadi salah satunya. Memiliki takdir nama "Hazard", dalam bahasa Inggris berarti risiko, rintangan, atau kejadian tak terduga. Ia adalah "dokter" yang namanya sohor dalam sejarah pengobatan.

Dalam sejarah pengobatan dan medis, Linda Hazzard dikenal sebagai "dokter ekstrem" dengan catatan telah membunuh selusin orang, tetapi banyak yang percaya dengannya dan para pasiennya rela membayar untuk jasanya.

Bahkan, para pasien "membayar dengan uang yang tidak sedikit," tulis Andrei Tapalaga kepada History of Yesterday dalam artikel berjudul "The Doctor Who Wanted to Cure Disease Through Starvation" yang terbit pada 25 November 2022.

Lantas, siapa nyonya Hazzard ini, dan apa yang telah dia lakukan?

Di kota kecil Olalla, di suatu tempat dekat Seattle, AS, terdapat permukiman hutan belantara yang memprihatinkan: beberapa bangunan bobrok menjadi saksi masa lalu ketika tempat itu ramai dengan petani, penebang kayu, dan nelayan, yang menjalani hidup mereka dalam damai.

Namun, sekitar tahun 1910, Olalla sempat menjadi halaman depan surat kabar di seluruh dunia. Alasannya: terjadi suatu pembunuhan, salah satu yang jarang terdengar dari tempat itu.

Linda Hazzard yang tak memiliki gelar dr. (dokter), melakukan pengobatan dan terapi yang tidak biasa. Ia membiarkan pasiennya kelaparan hebat, bahkan beberapa kemudian harus kehilangan nyawanya. Namun, kenapa dia dipercaya sebagai dokter? 

Hal ini terjadi karena Linda mendapat lisensi dari Pemerintah Washington untuk menjadi "spesialis pekerjaan." Akibat kebutuhan yang tinggi akan staf medis di tahun 1900-an, tidak peduli apakah mereka memenuhi syarat atau tidak, lisensi itu diberikan kepada dokter-dokter "darurat."

Dari hasil riset para ahli, mereka menyimpulkan bahwa manusia dapat mati kelaparan hanya dalam waktu delapan hari. Linda percaya bahwa "perawatannya" di mana sistem pencernaan sedang beristirahat harus berlangsung berminggu-minggu untuk mendapatkan hasil terbaik.

Kala itu, dunia kedokteran masih jauh dari modern, banyak orang yang percaya dengan metode pengobatannya. Salah satu pasiennya yang lebih terkenal adalah Daisy Maud Haglund, yang meninggal pada tahun 1908 setelah dia mengikuti pengobatan Linda yang hampir tidak makan apapun selama 50 hari. 

Linda percaya bahwa sumber utama dari sebagian besar penyakit yang diderita manusia adalah makanan yang mereka konsumsi, lebih tepatnya, konsumsi makanan yang berlebihan.

“Nafsu adalah Nafsu; kelaparan adalah Kekuatan. Nafsu tidak pernah terpuaskan, tetapi Keinginan menjadi lega ketika Kemauan dipelihara,” tulis Linda dalam bukunya di tahun 1908 berjudul Fasting for the Cure of Disease.

Linda Hazard bahkan menulis sebuah buku tentang metode pengobatannya yang mendapat cukup banyak perhatian pada masa itu.

Buku ini tidak hanya digunakan untuk menginformasikan kepada orang-orang di seluruh dunia tentang bentuk pengobatan unik untuk berbagai penyakit, tetapi juga untuk menarik calon pasien dari seluruh dunia.

Dokter Linda Hazzard. (WikiTree/History of Yesterday)

Ada sebuah kisah tentang Claire dan Dorothea Williamson, dua saudara perempuan yang jatuh ke dalam malapraktik Linda. Mereka mengetahui tentang Linda dengan melihat bukunya di surat kabar British Columbia.

"Dua bersaudara itu mengeluh menderita penyakit ringan seperti pembengkakan kelenjar dan nyeri rematik yang tidak masuk akal untuk diobati dengan kelaparan," imbuhnya. 

Sebagian besar pasien yang menjalani perawatan dr. Linda tinggal di institut Hazzard, yang ditemukan di daerah pedesaan terpencil yang sangat bagus dan tenang; ini digunakan sebagai insentif lain untuk menarik calon pasien.

Williamson bersaudara juga menyebutkan bahwa mereka menyukai lokasinya, yang membuat mereka memilih perawatannya. Makanan mereka terdiri dari sup tomat kalengan, diberikan dua kali sehari.

Setelah dua bulan, berat badan para suster berubah dari masing-masing 60 kilogram menjadi 30 kilogram, kehilangan setengah dari berat badan mereka hanya dalam waktu dua bulan.

Sejarah pengobatan ekstrem lainnya terjadi pada tanggal 28 Maret 1910. Kala itu, Earl Edward Erdman, seorang insinyur sipil di Kota Seattle, meninggal karena kelaparan di Rumah Sakit Umum Seattle.

Sebelum meninggal, Erdman membuat buku harian yang merinci perawatan Linda Hazzard selama minggu-minggu sebelum wafatnya yang memberikan wawasan tentang bagaimana Linda merawat pasiennya.

Sejak pertama kali ia menemui Linda dan memulai pengobatan pada tanggal 1 Februari 1910, ia tidak mendapatkan sarapan, makan siang yang sangat sedikit dan makan malam hanya dengan sup tumbuk yang tak berkalori.

Dalam sehari, pasiennya hanya diberi makan sangat sedikit. Seperti hanya satu cangkir kaldu tomat yang disaring, dua buah jeruk saja, atau setengah cangkir sup tomat panas. Pengobatannya membuat Erdman kelaparan berhari-hari.

Pada hari ke-28 Erdman dirawat, akibat kelaparan dan sakitnya yang tak kunjung pulih, ia mengembuskan nafas terakhirnya setelah beberapa hari mengalami masalah pada jantungnya.

Pada tanggal 15 Agustus 1911, otoritas Kitsap County menangkap Linda Hazzard atas pembunuhan tingkat pertama karena membuat Claire Williamson kelaparan. Dia juga dituduh melakukan pembunuhan karena pasien lain meninggal akibat perawatannya.

Menariknya, meski kontroversial, pengobatan seperti itu masih digunakan oleh berbagai dokter di beberapa negara hingga saat ini. Bagaimanapun, nama Linda Hazzard akan lekat dalam sejarah pengobatan ekstrem yang pernah ada dalam dunia medis.