Sejarah Peradaban Islam Terakhir di Spanyol: Kekaisaran Granada

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 16 Juni 2023 | 07:00 WIB
Keluarga Kaisar Muhammad XII meninggalkan Alhambra, Istana Granada. Inilah potret detik-detik jatuhnya Granada ke tangan Spanyol sebagai sejarah peradaban Islam terakhir di Andalusia. (Manuel Gómez-Moreno González)

Nationalgeographic.co.id—Selama lebih 700 tahun lamanya, berangsur-angsur sejarah peradaban Islam melemah di Andalusia.

Hal itu disebabkan Kekaisaran Muwahhidun (Almohad) kalah besar dalam Pertempuran Las Navas de Tolosa yang dalam bahasa Arab disebut sebagai Pertempuran al-Uqab.

Pertempuran Las Navas de Tolosa merupakan bagian dari Reconquista, ekspedisi Perang Salib Spanyol untuk merebut kembali Semenanjung Iberia.

Pertempuran ini melibatkan Alfonso VIII dari Kekaisaran Kastila, Afonso dari Portugal, dan tentara salib Eropa Barat lainnya, berhadapan dengan Muhammad an-Nasir di tahun 1212.

Akibatnya, Kekaisaran Muwahhidun kehilangan kekuasaannya di Andalusia. Pada akhirnya, kekosongan kepemimpinan di Andalusia membuka peluang bagi penguasa muslim mendirikan kerajaan-kerajaan kecilnya yang independen.

Diperkirakan di Andalusia ada sekitar 30 hingga 50 kerajaan kecil Islam yang muncul.

Salah satu kerajaan kecil dalam sejarah peradaban Islam yang ada di Andalusia adalah Kerajaan Granada.

Posisinya semakin kuat dua dekade Kekaisaran Muwahhidun kehilangan kendalinya di Andalusia. Muhammad I dari Jaen segera membangun kerajaannya di Granada di tahun 1237.

Perlahan-lahan, Kerajaan Granada ini menguasai kerajaan-kerajaan kecil Islam lainnya seperti Jaen, Almeria, dan Malaga. Secara otomatis, daerah ujung selatan Semenanjung Iberia disatukan menjadi di bawah Granada yang menjadi kekaisaran.

Berdasarkan catatan sejarah peradaban Islam, alih-alih memperluas kekuasaannya ke kerajaan Spanyol dan Portugal, Muhammad I justru menyadari ancaman serangan balik. Kekaisaran Granada pun lebih memilih untuk mengakui kedaulatan Kastila.

Kekaisaran Granada pun membayar upeti tahunan ke Kastila. Prajurit kekaisarannya pun terkadang membantu Kekaisaran Kastila untuk bertempur.

Kekaisaran Granada pun menjadi vasal bagi Kekaisaran Kastila di bawah Ferdinand III. Orang Kastila pun tidak menganggap Granada sebagai ancaman.