Kuak Antaboga: Makhluk Mitologi Berwujud Naga dari Jawa dan Bali

By Galih Pranata, Sabtu, 17 Juni 2023 | 12:00 WIB
Penampakan visualisasi makhluk mitologi berwujud naga, Antaboga terbang di langit gelap dalam video klip 'Wonderland Indonesia' karya Alffy Rev. (Alffy Rev/Youtube)

Nationalgeographic.co.id—Dalam banyak epos, naga merupakan makhluk mitologi yang melegenda di hampir seluruh penjuru dunia. Eksistensinya masih menjadi teka-teki besar dalam kehidupan di bumi.

Masing-masing negara di dunia telah memiliki kepercayaan mereka terhadap naga, dalam versinya sendiri. Indonesia, sejatinya juga memiliki sosok naga yang menjadi makhluk mitologi.

"Naga tersebut bernama Antaboga atau Sang Hyang Antaboga (orang Jawa menyebutnya Ontobugo)," tulis Dani Akbar Rizaldi dalam tesisnya berjudul Perancangan Informasi Mengenai Tokoh Sang Hyang Antaboga Melalui Media Komik, terbit pada 2018.

Pemahaman dan kepercayaan tentang eksistensi Sang Hyang Antaboga sebagai makhluk mitologi, dipercaya oleh para penganut mitologi Jawa dan Bali yang disebut sebagai spiritual kejawen.

Bagi masyarakat adat di Jawa dan Bali, makhluk mitologi Antaboga telah menjadi folklore yang diturunkan dari generasi ke generasi dengan kisah yang sama, yang diambil dari kisah pewayangan.

Adanya kesamaan kepercayaan dan kisah tentang Antaboga pada masyarakat Jawa dan Bali diperkirakan karena kesamaan kepercayaan masyarakatnya, pada era berkembangnya ajaran Hindu-Buddha di Nusantara.

Dalam versi Jawa dan Bali, Sang Hyang Antaboga merupakan makhluk mitologi yang berwujud naga dan memiliki sejumlah kekuatan, salah satunya yaitu menghidupkan kembali jasad yang telah mati.

"Pada kisah pewayangan, Antaboga digambarkan hidup di tempat bernama Saptapralata atau tujuh lapis bumi yang berada di dalam tanah" tambah Dani.

Sang Hyang Antaboga ini juga dikisahkan memiliki istri bernama Dewi Supreti yang juga berwujud naga. Dari sanalah kemudian, ia memiliki keturunan dan anak-anak. Antaboga memiliki dua anak, bernama Bambang Naga Tatmala dan Dewi Nagagini.

Jacob Stolworthy menulis dalam artikelnya berjudul "J.K. Rowling says she left one major clue about Nagini's backstory in 'Harry Potter,' long before 'Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald'", pada tahun 2019, yang menjelaskan tentang tokoh Nagini.

"Nagini terinspirasi dari Naga di Indonesia, yang kadang digambarkan dengan sayap, kadang manusia setengah ular" tulisnya. Nagini merupakan salah satu tokoh dalam film sohor, Fantastic Beast, yang merupakan sekuel dari film Harry Potter.

Nagini juga merupakan tokoh yang terinspirasi dari Dewi Nagagini, anak dari Sang Hyang Antaboga. Karena mengakarnya legenda tentang Nagini, J.K. Rowling terilhami oleh makhluk mitologi dari Nusantara ini.

Dalam kitab Tantri yang memuat cerita Prabhu Angling Dharma, dikisahkan bahwa Naga Raja merupakan seorang pendeta sakti sang guru pribadi dari prabhu Angling Darma yang bisa mendengarkan percakapan hewan-hewan.

Visualisasi mata tajam Antaboga pada video klip Alffy Rev berjudul Wonderland Indonesia yang rilis pada 17 Agustus 2021. (Alffy Rev/Youtube)

Kesaktiannya mendorong kepercayaan kolektif masyarakat tradisi di Jawa dan Bali. Adapun kepercayaan rakyat Jawa terhadap naga, sebenarnya tidak hanya digambarkan pada sosok makhluk mitologi berbentuk naga, bernama Antaboga.

Sebelum kemunculannya, dalam relief peninggalan Majapahit juga muncul penggambaran wujud naga. Relief Naga bernama Nagaraja Anuhut Surya ditemukan pada candi Sawentar, Blitar, berangka tahun 1396 M.

Objek pada relief berupaya memvisualisasi seekor naga yang sedang memakan matahari. Menurut para arkeolog, objek tersebut menggambarkan masa kelam Majapahit.

Surya atau matahari, adalah lambang kebesaran dari imperium terbesar di Nusantara, Majapahit. Surya yang dimakan oleh Nagaraja, adalah bagian yang mengisahkan keruntuhan kerajaan Majapahit.

Makhluk mitologi ini setidaknya telah memberikan penggambaran tentang kengerian dan kekuatan besar yang dimilikinya. Tak pelak, secara semiotika, simbol-simbol kehancuran akan lekat dengan naga.

Kepercayaan naga kemudian terus berkembang hingga dianggap sebagai sosok dewa. Dalam versi yang lain, "bagi masyarakat Jawa, Antaboga adalah dewa penyangga bumi" tulis Marsudi.

Marsudi menulis dalam makalahnya yang berjudul "Bangkitnya Tradisi Neo-Megalitik di Gunung Arjuna", yang diterbitkan pada tahun 2015. Bahkan ia menyebut, adanya kepercayaan yang mengaitkan habitat atau tempat persembunyian Antaboga.

Dalam mitologi yang berkembang, kisah tentang Antaboga mendorong masyarakat Jawa memercayai akan adanya gua Antaboga, yang letaknya berada di Gunung Arjuna. 

Mereka percaya bahwa para peziarah lelaku (tirakat atau ziarah) yang datang ke situs gua Antaboga, maka mereka akan ditemui oleh ular raksasa (naga) yang dipercaya adalah sosok Antaboga.

Saking sakralnya, masyarakat Jawa kemudian telah mengaplikasikan Antaboga pada ragam ornamen maupun ukiran hiasan. Umumnya, makhluk mitologi ini akan muncul pada hiasan gong sebagai simbol naga Jawa.

Peninggalan benda-benda kuno juga umumnya dihiasi sosok naga jawa, seperti keris, pintu candi, hingga ornamen-ornamen bernuansa Jawa. 

Beberapa keris yang menggambarkan dirinya ialah keris Naga Runting, keris Naga Ransang, keris Naga Sasra dan lain sebagainya.

Begitu juga dengan masyarakat Bali, mereka selalu menyertakan patung Antaboga pada bagian depan rumahnya, atau vihara tempat mereka sembahyang. 

Tentunya, eksistensi ular naga raksasa seperti halnya makhluk mitologi Antaboga, mewarnai hampir semua khazanah keagamaan dan hampir semua peradaban kuno dunia. Hingga kini, mitologi Antaboga masih lestari dalam langgam ornamen dan ukiran modern.